PELAYANAN YANG BERHASIL
Mrk. 2:1-5
Pendahuluan:
Pelayanan bukan single fighter, bukan
juga pelayanan one man show. Bagaimana palayanan bisa berhasil? Kita ingin
pelayanan maju dan berkembang, oleh sebab itu kita bukan jadi penonton.
Ulasan teks:
Teks ini bicara tentang orang lumpuh
yang disembuhkan, tetapi kalau kita perhatikan, ini berbicara tentang pelayanan
yang sukses dan berhasil. Secara khusus ada 4 orang yang menggotong orang
lumpuh dan melakukan pelayanan yang luar biasa.
Bagaimana
pelayanan bisa berhasil?
I.
PELAYANAN HARUS
SEIRAMA (ay. 3)
·
Seia-sekata
dan seperasaan, pelayanan butuh kerja sama yang baik, tdak ada kepentingan
pribadi di dalamnya, komitmen bersama, bahasanya pun sama.
·
Coba
pikirkan kalau yang membawa orang lumpuh menjalankan kepentingan mereka
masing-masing, bagaimana hasilnya? Bagaimana paduan suara terjadi harmonisasi
suara yang indah dan mersu, jika ada yang fals atau tidak mengikuti aturan dan
latihan yang ada?
Penerapan: Giat bersatu
dan jangan cepat tersinggung.
II.
PELAYANAN HARUS
MENEROBOS TANTANGAN (ay. 4)
·
Mereka
berjalan seirama menerobos setiap tantangan yang ada.
·
Pelayanan
berkembang karena ada tantangan dari dalam maupun luar.
·
Pelayanan
bergerak dinamis.
III.
PELAYANAN HARUS
ADA IMAN (ay. 5)
Tanpa
iman tidak mungkin pelayanan itu bergerak dengan dinamis (band. Ibr. 11:1, 6).
SIKAP MENGHADAPI BADAI
Mrk. 4:35-41
Pada saat kita terima Yesus, bukan
berarti kita akan lepas dari badai. Badai berarti lepas dari pergumulan hidup.
Pada saat kita lahir baru maka kita dimeteraikan oleh Roh Kudus sebagai tanda
bahwa kita adalah milik Kristus dan lebih dari pada itu kita mendapatkan
jaminan keselamatan yang kekal di dalam Yesus Kristus.
Kuasa Roh Kudus itulah yang memberikan
kemampuan kepada kita untuk menghadapi badai kehidupan. Badai hidup yang kita
hadapi memang tidak sama, mungkin ada yang menghadapi badai yang kecil, ada
yang sedang, atau bahkan juga menghadapi badai yang besar, sehingga membuat
perahu kita terkandas atau bahkan terbalik.
Tapi lewat nats yang baru saja kita
baca, kita akan melihat bagaimana sikap kita sebagai orang percaya dalam
menghadapi badai hidup. Dia adalah Tuhan atas hidup kita, atas persoalan kita,
atas rumah tangga kita.
Ay. 35, berkata “Yesus mengajak
murid-muridNya untuk bertolak ke seberang,” tapi apa yang terjadi di tengah
perjalanan mereka menghadapi taupan yang dasyat dan ombak yang besar, sehingga
perahu mereka mulai penuh dengan air. Hal ini membuat murid-murid membangunkan
Yesus yang sedang tidur di buritan.
Murid-murid mengalami ketakutan padahal
mereka selalu bersama-sama dengan Yesus dan menyaksikan mujizat-mujizat yang
dilakukan oleh Yesus, di depan mata mereka sendiri mereka melihat orang buta
dicelikkan, orang lumpuh berjalan, orang mati dibangkitkan dan masih banyak
mujizat lain yang dilakukan oleh Yesus yang telah disaksikan.
Dengan mata kepala mereka sendiri,
mereka masih tetap mengalami ketakutan, sebenarnya kalau mereka percaya kepada
Yesus, mereka tidak perlu kuatir karena Yesus yang mengajak mereka. Kalau Yesus
yang mengajak pastilah Ia memberikan jaminan kepada mereka.
Berapa banyak orang percaya yang sudah
melihat mujizat-mujizat yang dilakukan oleh Yesus dalam idupnya, tetapi ketika
badai datang maka mereka meninggalkan Tuhan, kita tidak menjadikan Kristus tuan
atas hidup kita. Kalau kita lihat nats di atas ketika semua berjalan lancar
mereka membiarkan Yesus tertidur, nanti ketika ada badai barulah mereka
mengingat Yesus lalu membangunkan-Nya. Seringkali dalam hidup kita
(berulang-ulang) ketika badai datang barulah kita berseru kepada Yesus, saat
tidak ada masalah kita menjadi lupa sama Tuhan.
Kalau
Dia adalah tuan atas hidup kita berarti:
I.
KITA BERADA DI
PERAHU TUHAN (ay. 35-36)
Ketika seseorang menerima Yesus Kristus
sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi, maka ia berada di perahu Tuhan (Yesus
hadir, Yesus ada itu artinya tidak pernah tidak ada, Dia selalu ada), itu
maksudnya Tuhan yang bertanggung-jawab atas hidup kita. kalau Tuhan sendiri
yang mengundang kita masuk ke parahu-Nya, maka ada jaminan kekal diberi kepada
kita. oleh sebab itu janganlah kita hidup dalam kekuatiran ataupun ketakutan.
Ilustrasi:
Berapa banyak orang yang hidup dalam
kekuatiran dan ketakutan?
Penerapan:
Mungkin saat ini usaha kita mulai
merosot, mungkin kita mengalami hambatan karena masalah keuangan, atau mungkin
usia sudah kepala tiga tetapi belum ada jodoh, jangan pernah kuatir, ingat kita
berada di dalam perahu Tuhan Yesus dan pasti Ia memberikan jamunan kepada kita.
II.
YESUS ADALAH
NAHKODA YANG MAHA KUASA (ay. 37-41)
Banyak orang berpikir Yesus itu jauh
sehingga mereka sibuk sendiri mengatasi badai hidup. Kita sendiri membiarkan
dan menjauh dari Tuhan, dari hidup kita. Padahal Ia ada dekat kita waktu badai
hidup menerpa kita, sesungguhnya Dia siap menolong kita. Tapi yang jadi
pertanyaannya adalah mau atau tidak kita mempercayakan seluruh kehidupan kita
untuk dinahkodai oleh Yesus (Dia adalah tuan atas hidup kita)? atau kita ingin
mengarunginya dengan kekuatan kita sendiri?
Nats yang kita renungkan ini menegaskan
biarpun Kristus menjadi nahkoda bukan berarti kita terhindar dari taufan dan
ombak kehidupan. Ketakutan di dalam perahu di tengah danau oleh para murid
Yesus adalah suatu esensi ketakutan yang betul-betul takut, padahal mereka
ahlinya pelaut, tetapi tidak sanggup menghadapi topan angin dan ombak. Yesus
dibangunkan dan selesai semua persoalan, tetapi Yesus menegur mereka sehingga
orang tidak punya iman, bersama Tuhan kita hadapi segala sesuatu entah itu
menyenangkan, entah itu mengecewakan, dan entah itu menghibur atau menyakitkan.
Tuhan mau kita berseru dengan penuh
kepercayaan dan menyerahkan segala nya kepada kuasa Allah, bila itu yang kita
lakukan maka kita akan dibuat tercengang-cengang melihat kuasa Allah dinyatakan
dalam hidup kita. kekaguman seperti itulah yang terjadi pada para murid
sehingga mereka spontan berkata :siapa gerangan orang ini sehingga angin dan
danaupun taat kepada-Nya (ay. 41).”
Masalah atau apapun tantangan yang
engkau hadapi jangan pernah kuatir, karena engkau sedang berada di perahu
Tuhan. Dan Yesus tidak jauh darimu, Ia ada disampingmu. Oleh sebab itu serahkan
Nahkoda hidupmu kepada-Nya, Ia akan membawa kita berlabu di dermaga (Ayb.
7:17-18a).
DIA BEKERJA
Mrk. 6:45-49
Pendahuluan:
·
Pengalaman saya ketika saya
sakit, saya berada pada situasi yang sulit, bagaimana keadaan saudara saat ini?
(soal uang, studi, pelayanan dan lain-lain).
·
Respon kita berbeda-beda ketika
menghadapi situasi yang sulit yaitu putus asa, kecil hati, menghindar atau lari
dari persoalan tersebut. Respon yang benara adalah ada suatu keyakinan
ditengah-tengah situasi yang sulit, situasi yang sulit ini sudah pernah dialami
oleh murid-murid Yesus dalam Mrk. 6:45-51.
Dari nats ini kita dapat belajar
mengapa (kita)
sebagai orang percaya punya keyakinan
di tengah-tengah situasi yang sulit?
I.
YESUS
MENGIJINKAN SITUASI YANG SULIT (ay. 45-46)
Cerita (ay.
45-46), Yesus memerintahkan naik ke perahu dan berangkat lebih dahulu ke
Betsaida (Yesus sendirian berdoa sesudah pelayanan). Ketaatan kepada Tuhan
kadang-kadang memimpin kita ke situasik yang sulit. Murid-murid taat pada
panggilan Yesus, contoh: Yusuf, Abraham, Ayub, kita yang taat pada panggilan
Tuhan.
Sering kita
bertanya mengapa Tuhan mengijinkan situasi seperti ini? dari 2 Kor. 1:3-5, kita
belajar bahwa ada manfaat dari penderitaan atau situasi sulit:
1. Dihibur
oleh Tuhan.
2. Menghibur
orang lain.
3. Bergantung
sepenuhnya kepada Tuhan.
Dari hal ini saya menyimpulkan, Tuhan
menghargai, memandang penting, mau membentuk karakter, watak atau kepribadian
kita.
Penerapan:
Ketika situasi
sulit datang pada kita, kita perlu memberi waktu dan berpikir sejenak,
merenungkan dengan serius bahwa Tuhan mengijinkan situasi sulit tersebut.
II.
YESUS
MAU MENOLONG KITA DI TENGAH-TENGAH SITUASI YANG SULIT (ay. 47-48)
·
Yesus sendirian di darat (ay. 47)
·
Murid-murid mendapat pencobaan,
situasi sulit6 (angin ribut) ay. 48a, Yesus berinisiatif untuk menolong, ia mau
menolong, melihat, datang (ay. 48b), pertolongan Yesus tepat waktunya dan baik
untuk kita. 3 aspek jawaban dari pertolongan Tuhan Yesus:
1.
Segera.
2.
Tidak, tidak bagi Tuhan terbaik
bagi kita.
3.
Nanti, Yesus datang sesudah
mereka kepayahan (jam 3 pagi).
Penerapan:
Sabar, tekun, tidak menyerah.
III.
YESUS
MEMPUNYAI KUASA MENGATASI SITUASI SULIT
(ay. 48-49)
Yesus berjalan
di atas air, murid-murid tidak mengetahui kuasa dari Yesus, lihat konteks
sebelumnya (Mrk. 6:49), mereka menyangka bahwa Yesus adalah hantu. Angin pun
reda, ombak tidak mengamuk lagi.
Penerapan:
Sikap kita harus tenang, jangan takut (ay. 50).
JANGAT TAKUT
Mrk. 6:45-52
Pendahuluan:
·
Ketakutan dapat dialami oleh
siapa saja, takut tentang keadaan diri, masa depan, takut kalau tidak dapat
jodoh, takut tidak dapat pekrjaan dan lain-lain.
Contoh:
Seseorang yang datang ke pendeta karena sudah melakukan dosa kesombongan, di
depan cermin ternyata salah nilai diri.
Mengapa tidak perlu takut?
I.
YESUS
BERTANGGUNG JAWAB ATAS HIDUP KITA
·
Tuhan Yesus yang memanggil pasti
Dia akan bertanggung-jawab, Dia tidak membiarkan orang percaya tenggelam (ay.
45-48).
Peristiwa saat
matahari terbenam
Payah menyiksa
atau menyusahkan
·
Kadang-kadang ketika kita ikut
Yesus, bukankah kita tidak melihat pertolongan-Nya? Akhirnya putus asa, seolah
tidak ada pengharapan dan akhirnya takut.
·
(ay. 48), Ia hendak melewati
mereka, tidak peru timbul keraguan tentang kesungguhan Kristus untuk menolong.
Penerapan:
Banyak ora ng hari ini tidak menyadari bahwa
Tuhan tidak pernah tinggakan kita, mengapa perlu takut akan hal yang akan
terjadi, masa depan masih tanda tanya.
II.
YESUS
MEMBERI PERTOLONGAN TEPAT PADA WAKTUNYA
(ay. 48-50)
Tuhan memberi
pertolongan tidak terlambat, mungkin bagi manusia terlambat, tidak juga
pertolongannya terlalu cepat (pas waktunya). Kadang kita merasa kepayahan,
sudah Tuhan tidak tahu buat apa lagi. Ini mengandung pengertian bahwa manusia
harus berani. Berhentilah merasa takut, pada saat kita sudah kepayahan, tidak
tahu bagaimana lagi, ingat pas waktu Tuhan menolong.
Contoh:
Studi tour di danau Poso (Tentena)
III.
YESUS
MEMBERI PERTOLONGAN DI LUAR KEMAMPUAN MANUSIA (ay. 51-52)
·
Tuhan memberi selalu pertolongan
yang ajaib di luar kemampuan manusia (mujizat terjadi), pada saat kita
mengandalkan kekuatan kita sebagai manusia dan menganggap mampu disitulah tidak
ada pertolongan. Alam menjadi takjub, angin pun redalah.
Ilustrasi: Guru SM yang
menjelaskn mujizat kepada SM.
·
Pertolongan dan mujizat buat
tercengang dan bingung, mari kita mengingat saat Tuhan menolong sebenarnya akan
ada pertolongan lagi, banyak yang tidak mengerti. Sebebnarnya murid mengerti
karena mujizat Tuhan lakukan memberi makan 5000 orang.
Penerapan:
·
Berani, bersemangat dan tenanglah
(c. f: Mat. 14:27)
·
Beriman
·
Ketika kita takut hal yang sangat
pentinmg adalah berdoa, sama dengan yang dilakukan oleh Tuhan Yesus, doa adalah
sebuah fokus hiudup ketika kita berdoa, kita tidak menarik Allah turun ke
posisi kita supaya Ia menyelesaikan apa yang kita tugaskan kepada-0Nya, tetapi
sebaliknya doa menarik kita lebih dekat pada Allah supaya kita menerima
kekuatan-Nya untuk nmelakukan perintah-Nya.
PRINSIP KEPEMIMPINAN YESUS
Mrk. 9:33-37
Pendahuluan:
·
Jabatan
atau posisi pemimpin sering diperebutkan, bahkan terkadang dengan cara yang
tidak sehat.
Mengapa? Alasannya karena pemimpin
identik dengan sukses, hebat, populer, mewah dan hal-hal lain yang
menyenangkan.
·
Hal
tersebut terjadi juga dalam komunitas orang percaya. Contoh: Pemilihan ketua
sinode, majelis, ketua organisasi-organisasi Kristen dan lain-lain. Hal ini
tercatat juga dalam Alkitab, pemilihan raja-raja di kerajaan Yehuda dan Israel,
perseteruan Saul dan Daud, permintaan ibu Yohanes dan Yakobus bagi anaknya dan
lain-lain.
Pembahasan nats:
·
Ada
pertengkaran di antara para murid. Kata “pertengkaran” dalam teks Yunaninya
menggunakan kata (dielekhthesan) yang
artinya berdebat dengan sangat seru, adu argumentasi. . . pertengkaran).
·
Pemicu
pertengkaran adalah persoalan siapa yang terbesar di antara mereka. Mungkin
argumentasi mereka yang terbesar adalah yang paling kuat (fisik), paling
pintar, paling kaya, paling terkenal dan lain-lain.
·
Yesus
tidak berkomentar saat mereka bertengkar, tetapi sampai di rumah Dia memberi
penjelasan atau pengajaran yang berarti (ay. 35, 37).
Prinsip-prinsip
kepemimpinan menurut Yesus dalam bagian ini adalah Seorang pemimpin harus:
I.
RELA MENGAMBIL POSISI
TERENDAH/HUMBLE (ay. 35)
·
Sepertinya
ini bertentangan dengan konsep yang berlaku pada umumnya. Di mana-mana seorang
pemimpin ada pada posisi teratas. Apa yang dimaksudkan Yesus? Ini bicara
tentang sikap hati yaitu tidak menganggap diri sebagai yang terutama. Ini sikap
hati yang tidak sombong.
·
Yesus
telah memberi contoh dalam hal ini (c. f Flp. 2:5-8).
FAYH: Yang terbesar harus menjadi yang
terkecil.
BIS: Yang nomor satu harus jadi
terakhir, dimulai dari menjadi yang terkecil.
Ilustrasi:
Penerapan: Jangan anggap
diri sebagai yang paling utama, jangan sombong.
II.
RELA MENGERJAKAN
PEKERJAAN RENDAH/SERVE (ay. 35)
·
Yesus
menjelaskan bahwa yang terbesar atau pemimpin harus melayani.
·
Kata
pelayan yang dipakai bukan (doulos)
tetapi (diakonos), tidak bicara status
hamba yang identik dengan pribadi yang tidak punya hak apa-apa, tetapi lebih
menekankan tugas atau pekerjaan melayani.
Mrk. 10:45
Yesus datang bukan untuk dilayanio
tetapi untuk melayani. Konsep atau prinsip kepemimpinan Yesus bukan memerintah melainkan
melayani.
·
Kaitkan
dengan tugas pengurus dalam persekutuan Oikumene BPKP ini.
III.
RELA
MEMPEDULIKAN HAL-HAL YANG KECIL/CARE (ay. 37)
·
Yesus
mengajar murid-murid dengan ilustrasi seorang anak kecil. Dalam masyarakat
Yahudi waktu itu anak kecil dianggap tidak berarti, juga perempuan.
Contoh: Mujizat Yesus
memberi makan 5000 orang.
Anak-anak di mana-mana dianggap sebagai
penganggu tidak berarti. Dewasa ini saja anak-anak sudah mendapat perlakuan
yang lebih baik.
·
Tidak
demikian pendapat Yesus.
·
Seorang
pemimpin atau yang terbesar harus memiliki kepedulian terhadap hal-hal yang
kecil.
Ilustrasi: P’Chris dan
Emotional Bank Account, care vs g. U.
Hal-hal
yang seringkali tidak diperhatikan orang, perhatikanlah.
Penerapan: Minimal jadilah pemimpin bagi diri sendiri,
perhatikan hal-hal yang kecil juga seperti disiplin waktu, perkataan ketika
bicara dan lain-lain.
Penutup:
·
Pergantian
kepengurusan dan pesan-pesan untuk pengurus baru.
·
Setiap
kita, orang percaya perhatiakan ajaran Yesus tentang kepemimpinan jika kita
ingin sukses dalam hal apapun.
I LOVE YOU FULL
Mrk. 12:28-34
Pendahuluan:
·
Istilah
tersebut sangat populer apalagi setelah dipopulerkan Mbah Surip.
·
Anak-anak
ingin mamanya mencintainya seutuhnya dan tidak mengasihi yang lain selain dia.
·
Orang
pacaran atau dalam pernikahan hal yang sama diinginkan, tidak ada yang mau
pasangannya mendua hati.
·
I
love yuo full Tuhan dan sesama.
Baca nats: Mrk.
12:28-34.
·
Ay.
30, kata kasihilah dalam bahasa teks aslinya menggunakan kata “agapeseis,” kata ini bukan imperatif,
kelanjutan dari ay. 29 Tuhan itu Esa, karena itu kamu akan mengasihi.
·
Kasih
(agape) adalah kasih tanpa syarat, c.
f: Kisah Yesus dan Petrus.
·
Allah
inginkan supaya kita akan mengasihi Dia tanpa syarat, bukan dalam kondisi
tertentu saja, tetapi dalam segala hal dan segala waktu dan segala situasi atau
keadaan.
Bagaimana
bisa berkata I love you full dengan Allah?
I.
DENGAN S’GENAP
HATI
·
Hati
merupakan organ penting dalam tubuh manusia.
Hati menyangkut emosi atau perasaan.
Hati adalah sumber keinginan (c. f: Ams.
4:23)
·
Segenap
maksudnya utuh atau selutuh.
Kasihi Tuhan dengan seluruh perasaanmu,
keinginanmu hanya untuk mengasihi Dia.
Ilustrasi: Orang pacaran.
Penerapan: Kalau engkau punya keinginan, apakah
dengan keinginan itu engkau sudah mengasihi Tuhan?
II.
DENGAN S’GENAP
JIWA
·
Jiwa
adalah hidup (unsur yang membedakan manusia dengan mahkluk lain).
Ini meminta kita mengasihi Tuhan dalam
segala aspek kehidupan (kapan saja, di mana saja).
Segala waktu
Segala tempat
Ilustrasi: Suami-istri.
Penerapan: Apa yang engkau lakukan dalam
kehidupanmu, pikirkan apa dengan hal itu engkau sudah mengasihi Tuhan?
Contoh: Dalam study
dan cara mendapat nilai
Dalam pergaulan
Dalam pekerjaan dan cara meraih prestasi
III.
DENGAN S’GENAP
AKAL BUDI
·
Akal
budi sama dengan pikiran.
Orang berpikir bahwa kasih Allah hanya
lewat perbuatan atau perilaku.
·
Allah
ingin kita mengasihi Dia dengan pikiran juga.
Dalam banyak hal Allah tidak mematikan
pikiran.
Ilustrasi: Pacaran dengan
pikiran atau dengan hati?
Mengasihi dengan pikiran banyak
manfaatnya, kita mengasihi karena tahu atau dengan pengetahuan yang pasti
tentang siapa yang kita kasihi.
Penerapan: Belajar terus
tentang Dia dan pelajari terus kebenarannya.
IV.
DENGAN S’GENAP
KEKUATAN
·
Kekuatan
sama dengan daya atau kemampuan.
Ini meminta kita mengasihi sampai kita
sudah tidak punya daya atau kekuatan lagi.
Dengan segala potensi atau kemampuan
atau kekuatan kita
Ilustrasi: Bayi cacat,
balita, lansia punya kekuatan yang berbeda.
Penerapan: Sampai kita
tidak ada kekuatan atau mati.
MEMBERI YANG TERBAIK
Mrk. 12:41-44
Pendahuluan:
·
Hal memberi bukanlah hal yang
asing dalam kekristenan. Kekristenan dimulai dengan adanya suatu pemberian
(Yoh. 3:16). Sejak kitab Kejadian, perihal tentang memberi pada Allah sudah
dibahas.
·
Bahkan hal ini sangat sering
diajarkan ataupun dikhotbahkan di semua Gereja. Memberi pada Allah merupakan
suatu kehormatan, ada bermacam-macam pemberian yang kita kenal dalam hidup
sehari-hari. Demikian pula, ada bermacam-macam jenis pemberian pada Allah.
PL Kurban binatang, tepung, dll
PB Uang
·
Bagaimana pemberian yang paling
banyak/terbaik, yang dipuji dan dikehendaki Allah? Pemberian terbaik identik
dengan yang banyak, bagus, dll. Bagaimana penilaian Yesus tentang pemberian
yang terbaik? Baca nats
Pembahasan
Nats:
·
Waktu itu Yesus berdoa di Bait
Allah dan mengajar banyak hal (c. f. Pasal 20). Ada orang yang memberi, orang
kaya memberi banyak. Janda miskin memberi 2 peser, yaitu seduit (Mrk. 12), ini
adalah uang logam terkecil saat itu. Tapi Yesus justru memuji janda itu,
menurut Yesus pemberian janda itu yang terbaik.
Bagaimana Persembahan atau Memberi yang
Terbaik itu?
I.
PEMBERIAN
YANG DISERTAI PENGORBANAN (ay. 42, 44)
·
Pemberian memang identik dengan
pengorbanan, bandingkan pemberian orang-orang kaya dengan janda miskin itu. Di
mata Tuhan, pemberian tidak dinilai dari jumlah yang ia berikan, tapi jumlah
pengorbanan yang terlibat dalam pemberian itu. Orang kaya memberikan dari
kelimpahan (BIS: kelebihan hartanya) ini tidak menuntut pengorbanan. Janda itu
memberi sebanyak-banyaknya dari yang bisa ia berikan, bahkan seluruhnya.
Ilustrasi:
Contoh-contoh
·
Besarnya pemberian kita dihitung
dari jumlah sisa yang ada pada kita.
·
Allah memberi teladan indah dalam
memberi, Dia memberikan putra tunggal-Nya bagi manusia.
·
Persembahan yang mana yang
membuat Anda merasa berkurban untuk itu? Mungkin perpuluhan. Perpuluhan bukan
aturan Taurat (Kej. 14:17-20), bukan kebiasaan Israel saja.
Perpuluhan
untuk Lewi
Penjelasan
tentang perpuluhan
Ilustrasi:
Kesaksian pengusaha yang memberi
·
Prinsip yang sama dapat
diterapkan pada segala pelayanan kita bagi Yesus. Ia menilai pekerjaan dan
pelayanan kita tidak berdasarkan ukuran atau pengaruh atau keberhasilannya,
tetap berdasarkan kadar pengabdian, pengorbanan, iman dan kasih yang tulus yang
terlibat di dalamnya.
Penerapan:
2 Kor. 4:6 yang menabur sedikit, menuai sedikit
II.
PEMBERIAN
YANG DISERTAI DENGAN KETULUSAN (c.f. 2 Kor. 8:12)
·
Selanjutnya Tuhan mengajar bahwa
kita harus memberi dengan tulus hati.
Ilustrasi: orang yang
meminta uang persembahan kembali
Memberi dengan
tulus berarti:
Tidak menuntut
kembali
Tidak menuntut
untuk pengaturannya
·
Ajaran Alkitab memang ada yang
katakan (Luk. 6:38). Kita memberi kita akan diberi. Tapi tak perlu kita menuntut
hal ini, Allah yang akan mengerjakannya. Kita juga tak menuntut masalah
pengaturannya, mempercayakan pada badan yang telah dipercaya.
·
Janda miskin itu tidak menuntut
kembali, dia tahu bahwa memang dia harus memberi, dia juga tidak memikirkan
bagaimana pengelolahan di Bait Allah.
III.
PEMBERIAN
YANG DISERTAI DENGAN RASA HORMAT
Ilustrasi:
Orang yang tidak tahu mengapa memberi, menganggap pemberian itu seperti
membayar sesuatu.
Kisah janda tadi, janda itu rela memberi
semua yang ia miliki karena ia menghormati. Siapakah kita ini? Kita memberi
pada Allah. Jadi, mestinya kita memberi dengan rasa hormat.
Example:
Persiapkan dengan baik
Komentar
Posting Komentar