Langsung ke konten utama

kumpulan khotbah ekspositori melayani diri sendiri atau Kristus



MELAYANI DIRI SENDIRI ATAU MELAYANI KRISTUS?
1 Ptr. 2:11-17

Pendahuluan:
Ada banyak orang Kristen yang merasa sedang dan telah melayani Kristus. Namun sebenarnya mereka belum melayani Kristus dalam hidupnya, mereka berpikir bahwa dengan pergi ke Gereja, memberi persembahan, mengikut kegiatan-kegiatan ibadah sepanjang minggu berarti sudah melayani Kristus. Memang hal-hal seperti itu tidak salah, malahan harus kita lakukan, tetapi masalahnya melayani Kristus tidaklah cukup sampai di situ saja.

Ketika kita memutuskan untuk melayani Kristus, berarti secara otomatis kita memposisikan diri menjadi hamba, Kristus adalah tuan kita. Jika diri kita atau keegoisan masih menjadi tuan dalam hidup kita, maka kita belumlah melayani Kristus, melainkan melayani diri sendiri.

Seorang hamba adalah seorang yang berdedikasi kepada orang lain, dia membaktikan hidupnya bagi kesejahteraan dan keperluan orang lain. Jika kita melayani Kristus, berarti kita siap untuk membaktikan hidup kita bagi hormat dan kemulian nama-Nya. Hamba itu tidak suka menuntut hak-haknya, ia menerima yang diberikan kepadanya apa adanya.

Jika kita melayani Kristus maka mestinya kita siap untuk tidak menuntut, seorang hamba itu tidak sombong, ia merasa tidak perlu lagi mempertahankan reputasi, Kristus telah memberi kita teladan akan hal-hal itu.

Dalam 1 Pet. 2:11-17, Paulus memberikan nasihat-nasihat praktis dalam kehidupan seorang hamba Allah. Petrus memberi peringatan pada orang-orang yang melayani Kristus dalam hidupnya.


I.                   MILIKI CARA HIDUP YANG BAIK (ay. 12)

Nasihat pertama yang Petrus sampaikan berkenaan dengan cara hidup yang baik, cara hidup itu berhubungan dengan sikap, perkataan-perkataan kita, pemikiran-pemikiran kita dan lain-lain. Pertus menulis surat ini untuk orang-orang percaya yang tersebar di daerah Asia kecil, mereka disebut pendatang dan perantau (1:1).

Sejenak Petrus mengesampingkan posisi orang percaya sebagai imamat yang kudus dan mengingatkan posisi mereka sebagai orang asing. Kita memang orang asing di dunia ini, karena kewarganegaraan kita adalah di dalam surga.

Meskipun orang percaya adalah umat pilihan Allah, namun di dunia ini hidup di tengah kebanyakan orang yang tidak mengenal Allah yang cenderung untuk memfitnah mereka sebagai orang durjana. Dengan kondisi seperti itulah maka penting bagi kita untuk memiliki cara hidup yang baik, cara hidup yang baik dalam bagian selanjutnya disebut sebagai perbuatan-perbuatan baik.

Orang percaya selalu mendapat perlawanan dari orang yang tidak percaya. Mereka hendak dimusuhi dan hendak dibinasakan, Petrus tahu bahwa satu-satunya jawaban terhadap mereka adalah dengan memiliki cara hidup yang baik. Cara hidup yang baik membuat orang yang memusuhi mau tak mau akan mengeluarkan pujian (ay. 15).

Saudara-saudara yang kekasih, jika kita melakukan perbuatan-perbuatan baik maka bukan saja kita dipuji orang, tetapi orang lain pasti akan memuji dan memuliakan Allah. Bukankah sebagai orang yang melayani Kristus, yang kita rindukan adalah tuan kita yaitu Kristus dipuji dan dimuliakan?

Dengan memiliki cara hidup yang baik berarti kita melayani Kristus, tuan dan raja kita untuk selama-lamanya. Di mana pun saudara berada hiduplah menurut aturan-aturan yang ada di tempat tersebut sesuai dengan Firman Tuhan. Jangan memandang orang lain, bahkan orang percaya sekalipun yang ikut-ikutan mempunyai cara hidup yang tidak berkenan dengan Allah.


II.                MILIKI KETUNDUKKAN (ay. 13-14)

Nasihat kedua yang Petrus sampaikan adalah masalah ketundukan, tunduk tentu saja bukan topik yang menarik bagi kebanyakan orang yang lebih suka mencari kesenangan pribadi.

Tunduk bukanlah berarti perbudakan ataupun penaklukkan, tetapi semata-mata merupakan pengakuan atas wewenang Allah dalam hidup kita. Allah telah mendirikan lembaga-lembaga seperti keluarga, pemerintah dan jemaat. Kita semua nanti akan menjalankan wewenang, tapi sebelum itu kita harus berada di bawah wewenang.

Iblis menawarkan kebebasan wewenang kepada nenek moyang kita yang mula-mula dan akibatnya mereka kehilangan kebebasan dan wewenang itu sendiri. Anak yang hilang mendapatkan kembali kebebasannya ketika ia menyerahkan diri kepada kehendak ayahnya.

Dalam ay. 13 Petrus mengatakan bahwa kita harus tunduk pada lembaga-lembaga yang ada, dalam hal ini pemerintahan. Dalam perikop ini dibahas ketundukan kita sebagai warga negara. Ay. 18-25 dibahas ketundukan kita sebagai hamba, pasal 3:1-7 dibahas ketundukkan kita sebagai pasangan dalam pernikahan dan 3:8-12 ketundukan kita sebagai anggota jemaat.

Ilustrasi: Dalam pertandingan bola, apa jadinya jika para pemain tidak tunduk pada wasit? Tentu pertandingannya akan menjadi kacau.

Tunduk merupakan kewajiban, ay. 13 adalah kalimat perintah, jadi tunduk merupakan keharusan dan bukan kalau rela saja.


III.             MILIKI KEMERDEKAAN DALAM HIDUP (ay. 16)

Nasihat ketiga ini sepertinya bertentangan dengan yang kedua tadi.
Yang Petrus maksudkan adalah bahwa supaya kita jangan diperhamba lagi oleh hal-hal lain selain Kristus. Jika kita melayani Kristus, berarti hanya Kristus yang berhak memerintah hidup kita.
Banyak orang merasa telah melayani Kristus, namun hidupnya masih diperhamba hal-hal lain. Misalnya: kemabukkan atau kecanduan, pesta pora, amarah, kebencian, iri hati, cemburu, fitnah dan macam-macam kejahatan lain. Memang seringkali kita tidak menyadari hal ini, kadangkala kita menjadi serakah atau tamak, tapi tidak menyadari hal itu. Dalam Kol. 3:5, keserakan itu disebut sebagai penyembahan berhala. Orang serakah selalu berusaha untuk memiliki segala sesuatu, dia cenderung menjadi kikir. Orang serakah sulit untuk memberi dan mendukung pekerjaan Tuhan dengan apa yang ia miliki.

Penerapan: Jika saudara memiliki kerinduan untuk melayani, janganlah keserakahan memperhamba saudara. Dukunglah pekerjaan Tuhan dengan apa yang Anda miliki (kaitkan dengan presentasi kegiatan pembangunan GKI Pos PI Lik Bumi Roviga).

Penutup: Paulus merangkumkan nasihatnya dalam ay. 17 jika kita berkata “saya mau melayani Kristus dan bahkan melayani diri sendiri” maka mestinya kita memiliki keteladanan atau cara hidup yang baik, ketundukan pada lembaga-lembaga yang dipercaya Allah (negara, Gereja, keluarga) dan jangan biarkan dirimu diperhamba hal-hal lain di luar Kristus.































MENANGGUNG PENDERITAAN SECARA BENAR
1 Ptr. 4:12-19

Pendahuluan:
Hidup kita tidak pernah lepas dari penderitaan dan pergumulan, banyak hal yang menyebabkan seseorang menderita, misalnya ada orang yang sangat dekat dengan kita meninggal, mungkin akibat kurangnya keharmonisan dalam rumah tangga sehingga seseorang menderita, masalah keuangan, gangguan kesehatan atau hal-ahal yang lain. Apa kata Alkitab mengenai penderitaan:
1.      Umat Kristen diharapkan merasakan penderitaan (Yoh. 15:18-21, 17:14).
2.      Penderitaan juga merupakan kehendak Allah bagi kita (1 Ptr. 4:16).
3.      Penderitaan yang dialami anak Allah mempunyai suatu tujuan (1 Ptr. 1:6-7).
4.      Kita harus menderita demi kebenaran (1 Ptr. 4:15).
5.      Tuhan memberkati penderitaan yang benar (Mat. 5:10-12; Luk. 6:22-23).
6.      Kita harus mengikuti teladan yang diberikan Yesus (1 Ptr. 2:19-25).
7.      Kita harus berprilaku yang sama seperti Yesus Kristus pada saat mengalami penderitaan (Mat. 5:38-48; Rm. 12:14).
Penderitaan adalah bahagian dari kehidupan orang percaya sejati, penderitaan adalah hal-hal yang lumrah. Dalam pembacaan Alkitab kali ini kita akan melihat hal-hal positif dalam menghadapi penderitaan, menanggapi penderitaan secara benar. Kita dapat melalui pergumulan-pergumulan hidup dengan optimis apabila memiliki pemahaman benar soal penderitaan dan pergumulan itu sendiri.


3 hakikat dari suatu penderitaan:

I.                   PENDERITAAN ADALAH SUATU KENYATAAN (SESUATU YANG REAL) ay. 12

Konteks firman Tuhan ini tidak sedang berbicara soal penderitaan dalam arti umum, pemikiran yang tidak benar mengenai penderitaan, ketakutan yang tidak berdasar mengenai penderitaan. Sebab bacaan firman Tuhan ini sedang membahas soal nyala api siksaan yang sedang dikobarkan oleh Kaisar Nero.
Banyak orang percaya yang mati syahid dengan pergumulan atau penderitaan yang sangat berat, banyak wanita yang menjadi janda, anak-anak jadi yatim piatu dan banyak orang percaya yang hidup dalam tekanan karena dikejar-kejar untuk disiksa dan kemudian dibunuh.
Firman Tuhan menasehatkan “jangan kamu heran” maksudnya tanggapilah penderitaan itu sebagai suatu fakta, suatu kenyataan yang benar-benar sudah terjadi “seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa (ay. 12b).” Itu berarti harus dipahami bahwa pergumulan atau penderitaan sebenarnya hal biasa karena memang ada suatu fakta.
Seseorang harus menyadari bahwa penderitaan karena kebenaran yang menyebabkan kita mati itu sebagai suatu kenyataan dan bahagian dari kehidupan, itulah yang membuat kita tidak akan hanyut dengan keadaan (bersedih, tertekan dan putus asa), tetapi akan menghadapi kehidupan ini dengan tegar dan siap berjuang terus.
Sebuah kesaksian yang luar biasa melalui penderitaan yang dialami oleh seorang martir bernama Policarpus, seorang uskup dari Smirna yang meninggal 115 M, dia adalah murid rasul Yohanes, dia sangat tua menghadapi kematiannya. Pada saat Proconsul memerintahkannya untuk menarik ucapan dan mengutuki Kristus dia berkata “sudah delapan puluh enam tahun aku melayani-Nya dan Dia tidak pernah melakukan yang jahat terhadapku, lalu bagaimana mungkin aku menghujat Raja yang menyelamatkanku,” tiga hari sebelum kematiannya dia bermimpi dan menyimpulkan, aku akan mati dan dibakar hidup-hidup. Dibakar dalam api, tetapi dia tidak terbakar dan akhirnya para algojo melemparkan pisau dan menancap ketubuhnya.
Oleh sebab itu kita harus menanggapi bahwa penderitaan itu sebagai suatu fakta maka kita harus menyadari bahwa kita harus siap menghadapinya.


II.                PENDERITAAN ADALAH SUATU MOTIVASI UNTUK BERSUKACITA SECARA MURNI (ay. 13)

Sukacita yang dimaksud di sini adalah bersyukur karena mendapat bagian untuk menderita, maksudnya menjadikan penderitaan yang ada untuk menciptakan suatu sukacita yang murni yang diperoleh hanya dari Allah dalam Tuhan Yesus (Mat. 11:28-30), dalam Flp. 1:12-26, sukacita yang luar biasa karena Paulus menderita karena kebenaran, senyum seorang bang napi. Tuhan Yesus menawarkan kelegaan, ketenangan dan keringanan atas beban yang kita pikul.
Sukacita ini juga diperoleh karena kemuliaan yang akan diterima pada waktu kedatangan Kristus yang kedua kali, memahami bahwa penderitaan dapat merupakan motivasi untuk bersukacita secara murni, karena banyak orang hanya mampu bersukacita dan bersyukur untuk hal-hal yang menyenangkan saja. Seberapa pun beratnya pergumulan kita, apabila kita datang berserah kepada-Nya, maka kita akan mampu bersyukur dan beroleh ketenangan.
Penderitaan yang kita alami tidaklah sebanding dengan kemuliaan yang akan kita terima nantinya, penderitaan merupakan jalan menuju pembersihan dan pemurniaan, hanya dengan kasih karunia Allah saja seseorang dapat dimurnikan. Juga melalui penderitaan menyebabkan kita mengenal diri kita lebih lagi, penderitaan menyadarkan kita untuk mengerti bahwa sesuatu tidak dapat dikerjakan dan diselesaikan dengan kekuatan sendiri, melalui penderitaan kita belajar bergantung sepenuhnya kepada Tuhan.


III.             PENDERITAAN ADALAH SUATU KEBANGGAN (ay. 15-16)

Ay. 16 berkata jangan malu, tentunya kita tidak merasa bangga karena pergumulan dan penderitaan yang kita alami dan hadapi. Yang dimaksud dengan penderitaan atau pergumulan sebagai suatu kebanggan yaitu karena kita percaya Allah pada saat kita mengalaminya, dan Dia adalah Allah yang tidak pernah tinggal diam, wujud dari rasa bangga kita adalah bukan merasa gembira dan berpesta tetapi dalam pergumulan kita terus memuliakan Allah dalam Kristus Yesus (ay. 16), dan menguji iman kita apakah kita akan meninggalkan iman kita atau tidak.










GAMBARAN TENTANG PELAYANAN PARA HAMBA TUHAN
1 Ptr. 5:1-11

Pendahuluan:
·         Pertama yang harus kita pahami adalah siapa pelayan Tuhan itu? Pelayan Tuhan adalah pribadi yang memberikan respon terhadap kasih Allah, yang sudah bertobat dan lahir baru. Pelayan adalah orang yang tahu apa yang majikannya inginkan, kemudian ia pergi melakukannya.
·         Tuhan yang menetapkan secara pribadi untuk menjadi pelayan-Nya, bukan karena sudah tidak ada pekerjaan lain baru jadi hamba Tuhan. Hamba Tuhan adalah seorang abdi yang mengabdi.
·         Bicara pelayanan berbicara tentang life style, karakter, kehidupan, tantangan hamba Tuhan, dan lain-lain. Banyak asumsi orang tentang hamba Tuhan, ada orang yang berkata dia adalah orang yang baju rapi, suka berdoa, wibawa, pengkhotbah, mari kita pahami apa kata Alkitab.


Gambaran pelayanan hamba Tuhan:

I.                   MELAYANI DENGAN RELA (ay. 2a)

Melayani dengan rela artinya jangan dengan paksa atau terpaksa (ada yang melayani karena dipaksa-paksa, karena tidak ada yang lain). Situasi pada saat itu sangat tidak bersahabat dengan orang-orang Kristen apalagi dengan para penatua atau pemimpin. Kaisar Nero sedang mengobarkan api kebencian terhadap orang-orang percaya sehingga mereka, menjadi bahan ejekan, fitnahan dan sasaran kebencian juga kemarahan.
Terjemahan lain: Jagailah mereka dengan rela hati bukan dengan bersungut-sungut.
Melayani di ladang Tuhan itu sulit, penuh tantangan dan marah bahaya, bahkan nyawa bisa hilang, tetapi seorang hamba Tuhan akan menunaikan tugas pelayanan itu dengan rela hati tanpa sungutan.
Dengan sukarela berarti dengan ikhlas atau dengan hati yang bersih, melayani dengan kerelaan itu tidak dibatasi oleh rasa segan, tetapi dengan penuh rasa tanggung-jawab. Seperti cara Allah dalam Kristus Yesus yaitu memberikan nyawa bagi domba-dombaNya, itu sebabnya melayani dengan rela berarti ada pengorbanan waktu, tenaga, harta, bahkan diri kita supaya kebutuhan rohani umat terpenuhi, terjamin dan terpelihara (biasanya korban perasaan), yang menjadi dasar kerelaan untuk melayani adalah kasih Tuhan yang harus dimanifestasikan.


II.                MELAYANI DENGAN SUNGGUH-SUNGGUH (ay. 28)

Melayani dengan sungguh-sungguh artinya tidak setengah-setengah atau total, kapasitas yang diberikan Tuhan kita pakai secara maksimal, ada dua sikap seseorang yang melayani dengan kesungguhan:
1.      Jangan karena mau mencari keuntungan, bukan karena hasil yang akan diperoleh.
2.      Pengabdian diri, tidak mencari hormat yang sia-sia, tidak mencari keuntungan materi finansial.
Melayani bukan karena mau mencari kesempatan memperoleh keuntungan diri sendiri. Seorang hamba Tuhan sangat menyadari bahwa pelayanan adalah PENGABDIAN, hamba Tuhan sama dengan Abdi yang tugasnya adalah melayani. Itulah sebabnya seorang hamba Tuhan harus melayani dengan tanggung-jawab dan penuh dengan dedikasi, yang dilakukan dengan tujuan suci yaitu berkorban.


III.             MELAYANI DENGAN RENDAH HATI (ay. 3-6)

Baca ay. 3, seolah-olah kamu mau memerintah (menguasai) atas mereka, dengan memerintah akan timbul pemisahan dan memberi kesan bahwa yang memerintah lebih tinggi dari yang dipertintah. Dari pada bersikap memerintah, Petrus memberi saran untuk menjadi teladan (berkat) bagi kawasan domba itu, itu akan menjadi terwujud apabila memiliki kerendahan hati.

Penerapan:
Kita sering dengar hamba Tuhan berkata “kalau bukan saya, semua ini tidak akan terjadi,” seolah-olah karena dialah semua ini terjadi. Barangkali hamba Tuhan demikian sudah lupa siapa dirinya? Dan siapa tuan yang dilayaninya? Yesus Kristus adalah tuan kita dan kepadaNyalah kita mengabdi, melayani dengan segenap hati, sehingga pujian harus jatuh kepada Yesus dan bukan kita. Dia semakin bertambah dan kita semakin berkurang, dijauhkannyalah kiranya kita mencari kemuliaan dan hormat yang seharusnya untuk Tuhan kita.
Petrus menasehatkan sikap rendah hati ditujukan kepada para domba (orang sekitar kita), terhadap yang tua, sikap seorang hamba terhadap Tuhan (ay. 6).


IV.             MELAYANI DENGAN IMAN (ay. 7)

Tidak dihalangi oleh kekuatiran akan kebutuhan hidup, menyerahkan kekuatiran kepada Tuhan, iman diperlukan pada permulaan perjalanan kristiani kita, kita datang pada Tuhan dengan tujuan. Kita percaya dengan iman, itu artinya percaya dengan segenap hati, meyakini bahwa Tuhan memelihara dan memperhatikan segala kebutuhan kita.


V.                MELAYANI DENGAN PENUH KEWASPADAAN (ay. 8-11)

Sadar akan perjuangan atau peperangan iman kita melawan Iblis, berjaga-jaga (selalu siap menghadapi) lawan dengan kuasa Allah, jaminannya ay. 10-11. Banyak hamba Tuhan jatuh dengan 3 Ta (harta, tahta, wanita), saya banyak mendengar hamba Tuhan besar jatuh karena wanita (jatuh dalam pimrab, hasrat dan tindakan). Terombang-ambing oleh rupa-rupa pengajaran sesat, mengembangkan teologia-teologia sumbang atau sesat.
Contoh: Pendeta pukul jemaat, antar hamba Tuhan berkelahi.







MENJELANG ZAMAN AKHIR
2 Ptr. 3:10-15

Pendahuluan:
·         Respon masyarakat terhadap buku atau film hati kiamat 2012, penulis buku ini adalah Lawrence E. Joseph mengemukakan data-data berdasarkan penelitiannya selama kurang lebih 15 bulan tentang penanggalan suku Maya atau astronomi bangsa Mayakuna.
·         Pemahaman tentang adanya hari akhir atau kiamat atau kesudahan zaman merupakan pemahaman hampir semua manusia di dunia ini.
Alkitab memaparkan juga tentang hari akhir itu, pembahasan ini (eskatologi) sangat panjang dan lengkap dalam Alkitab.
Hari akhir atau hari Tuhan:
Parousia artinya berada atau hadir.
Epifani artinya penyataan.
Apokalupsis artinya membuka selubung.
Itu pasti akan terjadi.
·         Baca: 2 Ptr. 3:10-15
Ay. 10, akan tiba seperti pencuri (hal ini dikatakan dalam beberapa bagian Alkitab seperti Matius, Lukas, 1 Tesalonika, Wahyu dan lain-lain). Maksudnya artinya tidak dapat diduga atau disangka.
·         Hari itu sangat dasyat dan segala sesuatu hancur, memang malapetaka itu tidak akan menimpa kita karena sebelum tiba hari itu, Kristus telah menjemput kita untuk di bawa di awan-awan. Persoalannya bukan kapan kiamat itu akan terjadi, tapi apa yang harus kita lakukan? (Flp. 3:20-21), kita sedang menanti (looking forward yang artinya menyambut, dalam bahasa Yunaninya dipakai kata apodekhometa).


I.                   MILIKI HIDUP YANG KUDUS (c. f: 1 Tes. 4)

·         Keselamatan adalah anugerah, Hidup kudus adalah pilihan kita atau keputusan kita
·         Nasihat itu banyak ditulis oleh Paulus dalam surat-suratnya
Perhatikan kata “berusahalah” menggunakan kala aoris aktif imperatif yang artinya mulailah.
Kuduslah kamu sebab Aku kudus
·         Allah memanggil kita bukan untuk melakukan yang cemar
1 Tes 4:
Dalam pernikahan (ay. 3-5) yaitu menjauhi percabulan.
Dalam hubungan dengan sesama (ay. 6) yaitu jangan memperdayakan orang lain
Sopan (ay. 12)
Yang benar, mulia, adil, suci, manis, sedap didengar, kebajikan (Flp. 4:8)
Hidup kudus artinya terpisah dari sistem dunia (c. f: Israel dan Ef. 5:3).






II.                MILIKILAH HUBUNGAN YANG BAIK DENGAN TUHAN

·         . . . dalam perdamaian dengan Dia.
BIS: dan peliharalah hubungan yang baik dengan Allah.
·         Banyak orang di luar Yesus juga mengupayakan hidup kudus, menjauhi dosa dan mencoba mengikuti perintah Tuhan, tetapi tanpa mengenal Yesus.
Ilustrasi: Respon terhadap kiamat 2012, banyak wanita Muslim mulai berjilbab dan berbuat baik.
·         Yes. 59, buanglah dosa, karena dosa itu yang memisahkan hubungan manusia dengan Tuhan.

Ilustrasi: Buang tugas orang yang tidak dikenal atau tidak ada dalam daftar.
Penerapan: Sebenarnya bukan soal hidup kudus atau tidak, tetapi apakah sungguh kita sudah mengenal dan dikenal Allah atau adakah kita punya hubungan baik dengan Dia.


III.             MILIKILAH HIKMAT DALAM MEMANFAATKAN WAKTU (ay. 15)

·         Hikmat sama dengan bijaksana
·         Berbagai cara orang dalam mengisi waktu yang ada: c. f: Ef. 5:16
Ada yang tidak bijaksana
Ada yang bijaksana
·         Respon terhadap “mumpung.”

Komentar

  1. Makasih sudah disetujui komen saya. Infokan saya bila anda berkenan untuk tukar link. Terima kasih lagi sebelumnya. Pantaskah Diri Anda Sendiri Melayani Tuhan?

    BalasHapus
  2. saya sangat di berkati dengan melalui renungan ini. terimakasih atas pelayananya. Tuhan Yesus memberkati..

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

khotbah ekspositori hidup benar dan setia

HIDUP BENAR DAN SETIA Luk. 2:25-32 Pendahuluan ·          Kriteria calon karyawan atau pegawai (hidupnya baik, jujur, setia, rajin, sopan dan lain-lain). ·          Dalam Alkitab ada beberapa pribadi yang disebut saleh atau setia atau benar atau takut akan Tuhan, antara lain: Nuh: benar, tidak bercela (Kej. 6:9) Henokh: bergaul dengan Allah (Kej. 5:24) Yusuf: tulus hatinya (Mat. 1:19) Ayub: saleh, jujur, takut akan Tuhan, menjauhi kejahatan (Kitab Ayub) ·          Tema: hidup benar dan setia Benar adalah kriteria yang baik atau kualitas hidup yang baik Setia adalah bertahan sampai akhir Simeon (Luk. 2:25-32) ·          Beberapa nama Simeon di Alkitab: Putra ke-2 Yakub dari Lea (kej. 29:33) Suku Simeon (Bil. 1:22-23) Leluhur Yesus (Luk. 3:30) Murid di Antiokhia (Kis. 13) Penduduk Yerusa...

khotbah ekspositori komitmen

KOMITMENT Surat Kepada Jemaat di Filipi Pendahuluan : Ilustrasi : Tentang lomba lari, ada banyak tantangan ketika seseorang berkeputusan untuk komitmen terhadap sesuatu. Komitmen artinya keterikatan dengan sesuatu untuk dilakukan, kita sebagai orang percaya terikat dengan komitmen terhadap banyak hal yaitu Tuhan, keluarga, pekerjaan, gereja, organisasi, dan lain-lain. Kita akan belajar dari sekelompok orang yang punya komitmen luar biasa terhadap Tuhan, pelayanan, persekutuan, dan lain-lain, mereka adalah jemaat Filipi. Sekilas tentang jemaat Filipi: ·          Paulus yang mendirikan jemaat tersebut, nama Filipi dari Filipus (ayah Alexander Agung). ·          Kota strategis, banyak tambang emas, gerbang menuju Eropa. ·          Meskipun jajahan Romawi tapi bebas bayar pajak dan dibangun seperti Roma kecil. ·      ...