LIFE
STYLE ORANG PERCAYA
Kis.
2:41-47
Pendahuluan:
·
Gereja model, yang bagaimana?
Kisah Rhema Tahun 90-an model FA/multiplikasi
·
Asumsi orang tentang gereja
model: Jemaat besar, persembahan banyak, Hamba Tuhan banyak, dan pintar, gedung
gereja yang besar dan lain-lain.
·
Yang bagaimana gereja yang baik?
Yang dapat menjadi life style atau gaya hidup orang percaya?
Baca Kis.2:41-47
·
Ini gaya hidup orang kristen
mula-mula
Ciri yang
sangat menonjol adalah kesatuan dan kasih. Wahyu? Karena mereka berpikir,
kedatangan Tuhan Yesus ke-2 kali sudah dekat.
·
memang tidak perlu persis mereka,
tetapi gaya hidup mereka, boleh dijadikan sebagai referensi atau teladan
menjadi life style orang percaya masa kini.
Apa saja
ciri mereka atau bagaimana life style gereja mula-mula:
I.
BERTEKUN
DALAM PENGAJARAN FIRMAN TUHAN (ay. 42)
·
Ciri pertama yang disebutkan
adalah hal kesukaan mereka pada Firman Tuhan.
BIS : Mereka belajar terus dari Rasul-rasul.
·
Pengajaran Rasul-rasul tentang
kebangkitan Yesus dan pribadi dan karya Kristus
Khotbah Petrus
·
Dewasa ini banyak orang kristen
kurang suka dengan pengajaran Firman Tuhan
Contohnya: Khotbah
dibatasi
Saat khotbah, saat melamun atau main Handphone
pergumulan Hamba Tuhan khotbah disekolah Euthikus (Kis.20:9)
·
Kalau disurvei, yang gemar baca
Alkitab hanya sedikit, yang banyak para petobat baru.
·
Amanat Agung: Jadikan murid,
ajar... tentu dengan Firman Tuhan.
c.f
Mzm. 1:1-3, Berbahagialah atau diberkatilah
II.
BERTEKUN
DALAM PERSEKUTUAN (ay. 42, 46)
·
Persekutuan adalah ibadah
bersama.
·
Ada orang tidak suka ibadah dan
anggap ibadah adalah buang-buang waktu saja.
Contoh:
Ibadah doa atau persekutuan-persekutuan.
Yang
banyak datang anak-anak dan lansia.
·
Ibadah bersama penting
Jika
ibadah bersama saja susah apalagi mau ibadah sendiri?
1
Timotius.4:7-8
Ibrani.10:25
·
Ciri orang percaya adalah
persekutuannya atau ibadah bersama
Kenapa
bersatu?
Untuk
saling menopang
(ay.46)
tiap-tiap hari
III.
BERTEKUN
DALAM KESATUAN KASIH (44, 45)
·
Kesatuan adalah hal yang
diinginkan Yesus, c.f doa Yesus (Yohanes. 17).
·
Pendapat banyak orang, kalau
masih sedikit jemaat awal bisa bersatu. Jemaat mula-mula bisa bersatu, 3000
orang.
·
Kesatuan mereka luar biasa,
diperinci dalam (4:32-35)
Memang
tidak berarti kita harus persis seperti itu, tapi prinsip kesatuan kasih harus
dipelihara.
·
Dalam kesatuan kasih ada
kepedulian (45)
Kesatuan
mereka yaitu sehati sejiwa (4:32)
·
Prinsip Oikumene
Gereja-gereja
saat ini agak kurang bersatu dalam kasih.
Kesatuan
dan kasih tidak boleh dipisahkan c.f 1 Korintus13:5
Kasih
tidak mencari keuntungan sendiri. Kasih melakukan yang baik bagi orang lain.
Ilustrasi: Dongeng
Yahudi.
TANDA ORANG PENUH DENGAN ROH
KUDUS
Kis. 2
Pendahuluan:
·
Apa
beda orang depresi dengan kerasukan? Orang pingsan dengan yang pura-pura?
·
Komentar
tentang hari pentaskosta.
·
Pandangan
orang tentang yang penuh dengan Roh Kudus, penuh kuasa atau mujizat, kemampuan
supranatural.
Baca: Kis. 2
Konteks
waktu itu mereka sedang menanti janji Tuhan (c. f: Luk. 24:49), waktu itu
peristiwa pentakosta. Ay. 4 mereka penuh dengan Roh Kudus.
I.
Keberanian
mengkomunikasikan Injil
·
Ay.
4, lalu . . . dalam bahasa-bahasa lain, bahasa apa? Ay. 8-12.
·
Apa
yang dikomunikasikan? Ay. 11b, tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan
Allah.
Petrus penuh keberanian (ay. 22-24, 32,
36, 40).
Ilustrasi: Gagap sukses
marketing buku.
Penerapan: Mengkomunikasikan Injil atau berita
baik tentang Yesus dan karya-Nya pada keluarga, rekan kerja, pacar, teman,
suami atau istri, dan lain-lain.
II.
Kerinduan untuk
selalu bersekutu (ay. 42, 46)
·
Roh
Kudus itu dinamis dan menggairahkan hidup kita, bersekutu karena di dalamnya
ada pengajaran rasul-rasul. Selalu bergairah untuk belajar dan bersekutu dengan
Firman Tuhan. C. f: Daud dalam kitab Mzm. 84:2, 3. 5. 11.
Ilustrasi: Alkitab untuk
obat tidur?
III.
Kehidupan dalam
kemurahan hati
·
Ay.
44-45, c. f: Mat. 5:7 berbahagialah. Yesus sering mengajarkan hal ini.
Contoh: Orang Samaria
yang baik hati.
·
Murah
hati maksudnya mudah empati, tidak kikir.
ORANG PERCAYA YANG PEMBERANI
Kis. 4:1-22
NP: 2 Tim. 1:7
Pendahuluan:
·
Komentar
tema, slogan perjuangan kemerdekaan “berani karena benar, takut karena salah.”
·
John
Dewey: “setiap kemajuan besar dalam IPTEK, senantiasa bersumber dari keberanian
baru untuk berimajinasi.”
·
Tuhan
menghendaki kita menjadi orang-orang yang berani, c. f kisah pemilihan prajurit
Gideon (Hak. 7:3).
·
Beberapa
tokoh dalam Alkitab yang menunjukkan keberaniannya: Nuh, Yosua, Daniel dan
kawan-kawan, Sadrak, Mesakh dan Abednego, Debora, Elia, Rasul Paulus dan
lain-lain.
Ulasan teks Kis.
4:1-22:
a.
Petrus
dan Yohanes dihadapkan dengan persidangan pejabat-pejabat Bait Allah dan mereka
diinterogasi
b.
Peristiwa
tersebut dilatar belakangi dengan peristiwa penyembuhan orang lumpuh di Gerbang
Indah (Kis. 3:1-10).
c.
Petrus
membela diri atau berapologetika dan akhirnya beritakan Injil.
d.
Petrus
dan Yohanes sangat berani saat itu (ay. 13)
(Parresia) artinya keberania di muka
umum.
c. f pepatah Afrika: “Auman singa tidak
membunuh rencana.”
e.
Akhirnya
Petrus dan Yohanes dibebaskan (ay. 21-22)
f.
Siapa
petrus dan Yohanes? Mereka orang biasa sama seperti kita
Apa
rahasa dibalik keberanian Petrus dan Yohanes?
I.
MEREKA PENGIKUT
YESUS (ay. 13)
·
Petrus
dan Yohanes orang biasa dan tidak terpelajar. Ini sangat mencengangkan
pemimpin-pemimpin Yahudi saat itu. Kehidupan masyarakat Yahudi adalah sangat
ketat dengan masalah pendidikan.
·
Bukan
persoalan daya pikir atau kemampuan baca tulis, tetapi karena Petrus dan
Yohanes bukanlah orang yang menuntut ilmu di sekolah-sekolah seperti
pemimpin-pemimpin itu, Petrus dan Yohanes orang awam atau biasa.
·
Sistem
pendidikan Yahudi:
0-6 :
asuhan ibu
6-12 :
asuhan ayah dan formal
12... :
yang berprestasi di Sinagoge masuk sekolah rabi
·
Melihat
keberania Petrus dan Yohanes, ingatlah pemimpin-pemimpin itu bahwa nereja
adakah pengikut Yesus, c. f Yoh. 7:15.
·
Petrus
dan Yohanes punya keberanian yang luar biasa bukan karena pengetahuan dan
kemampuan mereka, tetapi karena mereka adalah pengikut Yesus.
·
FAYH : karena persekutuan dengan Yesus.
Yunani :
telah bilang mengikut Yesus
·
Penekanannya
adalah kontinuitas untuk ikut Yesus, bukan sekedar pengakuan atau komitment
untuk ikut Yesus tetapi praktek hidup sebagai pengikut Yesus.
Ilustrasi: pengikut
sementara, yang hanya ikut saat senang.
II.
MEREKA PENUH
DENGAN ROH KUDUS (ay. 8)
·
Rahasia
lainnya adalah karena mereka penuh dengan Roh Kudus, penuh dengan Roh Kudus
artinya dikuasai Roh Kudus (Terjemahan BIS).
·
C.
f 2:4
Penjelasan tentang penuh Roh Kudus
“pengaruh dan kendali yang ekstensif dari Roh Kudus dalam kehidupan orang
percaya.” Tidak diperoleh melalui doa (konteksnya), kepenuhan Roh Kudus
dihubungkan dengan penyerahan. Ketika kita bersedia mengizinkan Roh Kudus untuk
melakukan apa saja yang Dia kehendaki.
·
Perbedaan
baptisan Roh Kudus dengan penuh Roh Kudus, kepenuhan:
Pengalaman berulang-ulang
Terjadi dalam PL
Tidak dialami semua orang
Dapat hilang
Hasilnya kuasa
Tejadi sepanjang kehidupan
Terjadi pada penyerahan
·
Hanya
orang-orang yang penuh dengan Roh Kudus yang punya keberanian, c. f 2 Tim. 1:7.
Contoh: Simson, Daud,
Daniel dan kawan-kawan
Ilustrasi: Hand Phone dan
beberapa barang elektronik
III.
MEREKA PENURUT
ALLAH (ay. 19-20)
·
Ini
berbicara tentang ketaatan, mereka memberikan pilihan bagi orang lain, tetapi
pilihan mereka jelas yaitu untuk lebih taat kepada Allah, c. f Yos. 24:15.
·
Ketaatan
pada Allah adalah hal yang paling utama, c. f Hukum kasih.
Yesus adalah teladan atau figur dalam
ketaatan (c. f Flp. 2:5-8).
GEREJA YANG MELAYANI
Kis. 6:1-7
Pendahuluan:
·
Pandangan
kebanyakan orang tentang pelayanan di Gereja adalah khotbah, pimpin pujian,
kunjungi orang sakit, menikahkan jemaat, melayani kematian, paduan suara dan
lain-lain.
·
Pernahkah
kita pikir tentang pelayanan kasih atau memberi bantuan pada orang yang
kekurangan?
·
Model
pelayanan Yesus adalah pelayanan holistik. C. f: Mat. 9:35-38.
Kis. 6:1-7
·
Gereja
model adalah gereja mula-mula
Pertumbuhan jemaat nyata
Menjadi teladan
Pengajaran mantap
Dan lain-lain, c. f: Kis. 2:41-47.
·
Dalam
pasal 6
Ay. 1, ada
masalah
Ay. 7, ada
pertumbuhan dan perkembangan yang menakjubkan.
Memperhatikan
dan melayani orang yang susah atau kekurangan atau yang membutuhkan menjadi
tanggung
jawab Gereja, mengapa?
I.
Hal Itu
Merupakan Bagian Urgen dalam pelayanan
·
Saat
tidak diperhatikan, timbul sungut-sungut.
·
Mendapat
perhatian serius dari para Rasul (ay. 2), sedangkan ay. 3 solusi.
·
Ditangani
orang-orang yang spesial (ay. 4-5)
Ilustrasi: Mobil atau
motor dan busi.
II.
Hal Itu
Mendukung Pelayanan
·
Ay.
7, pertumbuhan.
·
Membuat
pelayanan efektif.
·
Bethany
dan lain-lain (pertumbuhan Gereja karena pola ibadah), benarkah?
Ilustrasi:
MEMPERLUAS JANGKAUAN PELAYANAN
Kis. 6:1-7
Pendahuluan:
·
Ilustrasi tentang coca-cola
(George Pemberton, 100 tahun lalu, membuat ramuan yaitu coca-cola. 10 untuk 1
hari, sekarang setelah 100 tahun kemudian 100.000.000 dikonsumsi tiap hari),
mereka punya strategi untuk menyebar luaskan produknya, mereka mampu memperluas
jangkauan produknya.
·
Sesuatu yang hidup pasti akan
bertumbuh, bertambah besar, luas, tinggi dan sebagainya. Itu terjadi secara
alami. Jika suatu mahkluk hidup tidak bertumbuh atau berkembang, pasti ada
masalah, jika masalah yang menghambat diselesaikan ia akan mati.
·
Pelayan adalah suatu arganisme
yang hidup, oleh karena itu harus bertumbuh, jika tidak (mandul) pasti ada
masalah.
Contoh: Ada gereja
yang mati, dijual menjadi plaza dan lain-lain.
Gereja-gereja
di Jerman Barat.
·
Bagaimana pelayanan itu bisa
bertambah luas? Bagaimana bisa menjadi semakin besar? Apa rahasianya? Kitab yan
membahas tentang berkembangnya Injil adalah Kisah Para Rasul, baca: Kis. 6:1-7.
·
Kitab ini menguraikan tentang
bagaimana pengikut-pengikut Yesus (dengan pimpinan Roh Kudus) menyebarkan Injil
tentang Yesus di Yerusalem, Yudea, Samaria, ujung bumi, 1:8).
·
Kitab ini ditulis oleh Lukas,
dalam pasal 6 dikatakan pelayanan makin berkembang (ay. 1), dan lebih luas lagi
jangkauannya (ay. 7). Dalam bagian ini nyata atau terlihat beberapa prinsip
bagaimana jangkauan pelayanan bisa makin diperluas.
Ada banyak prinsip atau strategi dalam
seluruh Kisah Para Rasul, tapi dalam bagian ini ada beberapa hal
yang sangat menonjol, yaitu:
I.
ADANYA
VISI YANG JELAS (ay. 2b)
·
Apakah visi itu, visi adalah
mimpi atau anganan, visi adalah suatu harapan yang ingin dicapai di waktu
tertentu. Banyak orang mengaku punya visi tapi kemudian berubah, benarkah visi
seperti itu? Visi yang mantap datang dari Allah.
·
Apa visi para rasul dalam 6:2b?
Yaitu pemberitaan firman, PI, bukan sekedar pembagian sembako.
Ilustrasi: PI mie, PI
sembako.
·
Visi mereka sangat jelas dan
tidak teralihkan pada hal-hal lain yang mungkin menguntungkan pribadi.
Ilustrasi: Pemakaman
anjing.
·
Visi yang benar tidak tergoyahkan
dengan keadaan sekeliling, metode bisa kontemporer (sesuai dengan kebutuhan
zaman), tetapi visi tidak demikian.
Contoh: Visi PI
(dengan musik kontemporer).
·
Visi mereka sangat jelas, c. f:
Mat. 28:19-20, sehingga saat ada hal-hal lain, mereka membagi tugas supaya visi
mereka tidak luntur.
Penerapan:
Apa visi BW? Selama 5 tahun berjalan apakah visi tersebut yang terus
diberitakan? Instropeksi.
·
Dalam bagian ini nyata juga
tentang pentingnya managemen atau pembagian tugas dalam pelayanan, pelayanan
itu milik Tuhan jangan di monopoli. Ada rupa-rupa karunia tapi. . .
Contoh: Di gereja.
II.
ADANYA
KETEKUNAN (ay. 4)
·
Istilah “memusatkan pikiran.” (proskartereo) artinya bertekun atau
menjadi sibuk, giat. Menunjukkan suatu kesetiaan yang terarah dan tetap sambil
memberikan banyak waktu kepada suatu tindakan tertentu. Baptisan dalam Roh
Kudus saja tidak cukup untuk kita dapat memperluas jangkauan pelayanan
diperlukan ketekunan.
·
Kecenderungan manusia adalah
cepat bosan atau kurang tekun, tekun (hupomone) menunjuk pada ketabahan dalam
situasi pencobaan apapun yang kita hadapi tanpa kehilangan kepercayaan pada
Allah. Ketekunan lahir dari iman yang berkemenangan (Yak. 5:7-11) macam-macam
ketekunan.
Ilustrasi: Burung
membuat sangkar.
·
Ketekunan merupakan hal penting
untuk menggapai visi. Bagaimana bisa bertekun?
Ayat tema
yaitu kaum Yahudi yang sisa diberi janji bahwa saatnya nanti wilayah mereka
diperluas.
Manusia bisa
bertekun dengan melihat pengharapan yang akan datang.
Penerapan:
Ajakan untuk bertekun.
III.
ADANYA
KUASA ROH KUDUS (ay. 3, 5)
·
Dalam kitab ini kuasa Roh Kudus
sangat nyata atau menonjol sampai ada yang memberi nama kitab pekerjaan Roh
Kudus.
c. f: Amanat
Agung, Kis. 1:8.
·
Seseorang bisa memperoleh kuasa
jikalau Roh Kudus turun atasnya, ada sekelompok orang yang anti dengan Roh
Kudus, Ini salah. Orang-orang yang dipercaya untuk tugas pelayanan adalah
mereka yang sudah penuh dengan Roh Kudus. Dari ayat ini nyata bahwa tidak semua
orang percaya penuh Roh Kudus, penuh Roh Kudus artinya senantiasa berada di
bawah pengaruh Roh Kudus, Roh Kuduslah yang memampukan seseorang untuk melayani
Tuhan.
KETABAHAN SEORANG MURID
“Tokoh Stefanus”
Bacaan: Kis. 6:8-15
NP: 1 Kor. 10:13
Pendahuluan:
·
Kalau
kita perhatikan kondisi keamanan di
negara kita atau daerah kita, makin lama rasanya makin tidak menentu.
Beberapa waktu lalu orang takut ke Gereja karena tidak aman. Ada pendeta
ditembak saat ini, anak pergi sekolah juga dibunuh, bukan malam hari tapi siang
hari.
·
Kondisi
perekonomian juga makin sulit, banyak kesulitan sebagai dampak kenaikan BBM,
penerima subsidi kenaikan BBM juga ada yang diperlakukan tidak adil, bahkan ada
juga yang meninggal karena berdesak-desakkan.
·
Dalam banyak hal
kita mengalami kesulitan demi kesulitan, tetapi
dalam kondisi demikian, nasihat yang harus kita ingat adalah bahwa kita harus
tabah menghadapinya. Ingat nats pembimbing kita hari ini, ayat tersebut
mengajar kita untuk tabah menanggung segala sesuatu.
Tabah
artinya sikap yang sabar dalam menanggung kesulitan, tanpa menyalahkan
siapa-siapa tetapi tetap yakin dan berharap pada Tuhan.
·
Dalam
Alkitab kita menemui banyak orang atau pribadi yang begitu tabah menjalani
kehidupan ini.
Ada Ayub yang begitu tabah meski segala
yang dia miliki habis dalam sekejap.
Ada Musa
yang tabah menghadapi pemberontakan bangsa yang dia pimpin.
Ada Yusuf yang tabah meski
saudara-saudaranya membenci, dia difitnah bahkan sampai masuk penjara.
Ada Daud yang tabah meskipun menghadapi
orang-orang yang berniat membunuhnya. Saul mertuanya dan Absalom anaknya
berusaha untuk membunuhnya.
Ada Yeremia,
Yesaya dan banyak nabi lain.
Ada Paulus yang banyak sekali menghadapi
kesulitan dalam pelayanannya, tetapi dia tabah menghadapinya.
Ada juga jemaat Tesalonika yang dipuji
Paulus sebagai jemaat yang tabah.
Dan ada juga Stefanus, pribadi yang penuh dengan ketabahan menghadapi fitnahan
bahkan hukuman yang harus diterimanya.
Hari
ini kita akan belajar dari Stefanus.
Namanya berarti mahkota, dilihat dari
namanya dia adalah orang Yunani apalagi jika dilihat dari tugas yang diberikan
kepadanya untuk menangani pelayanan diakonia untuk janda-janda Yunani. Dia
orang yang luar biasa dan memiliki kualitas hidup yang baik, karena syarat
diaken dipilih harus terkenal baik (Kis.6:3).
Baca
Kis.6:8-15.
Alkitab mencatat bahwa sebagai seorang
diaken Stefanus mengadakan banyak mujizat di antara orang banyak.
Kehebatan Stefanus menimbulkan iri hati
bagi orang-orang Yahudi sehingga mereka memfitnah dan menghukumnya, tetapi
dalam kesemuanya itu Stefanus tabah, dan ketabahan itu berdampak luar biasa,
khususnya bagi Saulus atau Paulus.
Banyak penafsir Alkitab mengatakan bahwa
kematian Stefanus yang dijalani dengan penuh ketabahan itu disaksikan Saulus
(Saulus menjadi semakin beringas, tetapi ketika dia bertemu Yesus dalam
perjalanan ke Damsyik. Paulus melihat Yesus seperti Stefanus melihat Yesus
dalam langit yang terbuka. Hal itu membuat Saulus bertobat dan menjadi rasul
yang hebat).
Apa rahasianya sehingga Stefanus bisa
tabah menjalani segala kesulitan yang dihadapinya? Rahasianya karena Stefanus
adalah orang yang istimewa. Ada 7 hal yang begitu menonjol dalam diri Stefanus
yaitu:
Dia penuh iman (Kis. 6:5)
Dia penuh Roh Kudus (Kis. 6:5)
Dia penuh hikmat (Kkis. 6:3, 10)
Dia penuh karunia dan kuasa (Kis. 6:8)
Dia penuh cahaya (Kis. 6:15)
Dia penuh visi (Kis. 7:55, 56)
Dia penuh kasih (Kis. 7:60)
Hari
ini kita akan belajar beberapa hal saja dari 7 kepenuhan dalam diri Stefanus:
I.
DIA PENUH IMAN
(Kis. 6:5)
Ayat
tersebut dengan jelas mengatakan bahwa dia penuh iman. Hal ini bicara tentang
kepercayaan atau keyakinan.
Terjemahan BIS :percaya sekali kepada
Yesus
Terjemahan FAYH :sangat kuat percayanya
Jadi,
yang dimaksud adalah bahwa Stefanus merupakan orang yang memiliki kepercayaan
pada Yesus secara luar biasa. Imannya bukan karena ikut-ikutan atau karena
dorongan orang lain, tetapi dia percaya sungguh dari dalam hatinya.
Di antara orang-orang Kristen, orang
yang mengaku percaya kepada Yesus ada bermacam-macam jenis percayanya.
Ada yang percaya karena ikut suami atau
istri atau anak atau orang-tua.
Ada yang karena disuruh orang dengan
imbalan tertentu.
Ada yang karena merasa dari asalnya
sudah Kristen.
Ada yang karena ingin berkat saja.
Ada yang karena melihat mujizat.
Ada pula yang karena dorongan dari hati.
Stefanus
percaya sekali kepada Yesus
Ilustrasi: Kisah seorang suami yang tadinya
non-Kristen dia menjadi Kristen dan ketika istrinya meninggal ia disuruh
kembali keagamanya yang dulu oleh saudara-saudaranya, tetapi dia tidak mau dan
berkata dia mengikut Yesus bukan karena istrinya tetapi karena dari hati.
Inilah yang disebut iman yang benar.
Iman Stefanus pada Yesus juga nyata dari
khotbah yang disampaikannya pada pasal 7. Dalam khotbah itu dia menyatakan
bahwa Allah yang panggil umat-Nya, menyertai hamba-hambaNya, seperti Abraham,
Musa, Yusuf, Daud, Salomo dan lain-lain. Stefanus meski dia orang Kristen
Yunani, Stefanus memiliki iman atau kepercayaan yang luar biasa.
Penerapan: Sampai sejauh mana kita beriman kepada
Yesus? Ketika Anda sakit, percayakah Anda pada Yesus yang sanggup menyembuhkan?
Ketika Anda mengalami kemunduran dalam usaha, masihkah percaya bahwa Dia
sanggup menolong? Ketika mengalami problema besar dalam rumah tangga, masih
yakinkah bahwa Dia adalah pemimpin rumah tangga kita yang sanggup untuk
memulihkan kita?
Marilah
kita percaya sepenuhnya kepada Yesus seperti Stefanus yang percaya sekali
kepada Yesus.
II.
DIA PENUH ROH
KUDUS (Kis. 6:3, 5; 7:55)
·
Dengan
tegas Alkitab mengatakan bahwa Stefanus itu penuh dengan Roh Kudus.
·
Ada
banyak ajaran tentang penuh dengan Roh kudus ini, ada yang mengatakan bahwa
penuh dengan Roh Kudus itu artinya kalau bisa berbahasa Roh, ini salah. Penuh
dengan Roh kudus yang benar adalah bahwa seseorang menyerahkan seluruh
totalitas hidup baik pikiran, perasaan, perkataan, dan kehendak semuanya
dikendalikan oleh Roh Kudus, ini harus kita usahakan setiap saat.
·
Stefanus
penuh dengan Roh Kudus sehingga segala kehendak, perkataan,pikiran dan
lain-lain dia serahkan untuk dikendalikan oleh Roh Kudus.
Ciri-ciri
orang yang dipenuhi Roh Kudus adalah:
Taat kepada Tuhan dengan sepenuh hati
Hidup kudus (punya kepekaan yang tinggi
terhadap dosa)
menghormati Firman Tuhan
Setia dalam memberitakan Injil
Berani menjalankan kehendak Allah
Menghasilkan buah Roh
Seorang yang penuh Roh Kudus mempunyai
keberanian, yang tadinya takut mati sekarang tidak, yang tadinya malu sekarang
tidak. Banyak orang Kristen yang tadinya sangat pemalu dan penakut, tapi
sekarang tiap-tiap hari bagi traktat dan mendoakan orang sakit. Yunani (sofia) artinya kebijaksanaan.
III.
DIA PENUH HIKMAT
(Kis. 6:3, 9-10)
·
Stefanus
itu penuh hikmat, dia pintar dan bijaksana, imannya kepada Yesus bukan iman
konyol atau istilah EE iman melompat dalam gelap. Imannya didasari pemahaman
yang luar biasa tentang Yesus.
·
Perhatikan
ayat 9-10
Orang yang menentang dia yaitu jemaat
Libertini, mereka adalah orang-orang yang terkenal sebagai orang-orang pintar,
tetapi mereka kalah. Mereka tidak sanggup menghadapi hikmat Stefanus.
·
Hikmat
itu berbeda dengan kepintaran. Kepintaran lebih condong pada hal teori, tetapi
hikmat itu teori yang disertai dengan pengalaman.
Contoh: Pemain piano
Ada orang yang pintar membaca not balok,
pintar dalam teori memainkan piano tersebut, tetapi dia tidak bisa memainkan
piano tersebut. Orang yang berhikmat tahu teori dengan baik dan berpengalaman
memainkannya.
·
Stefanus
tahu dan mengenal Allah melalui pengajaran-pengajaran yang dia terima, dan dia
juga punya pengalaman hidup dalam iman tersebut, bahkan dia juga punya
pengalaman dalam hal karunia dan mujizat.
Baca ayat 8
Ilustrasi: Pengalaman
pelayanan pertama di Lik tahun 1998.
IV.
DIA PENUH KASIH
(Kis. 7:60)
·
Stefanus
dihukum (dirajam dengan batu), dia sangat menderita tetapi kasihnya luar biasa,
dia tidak memaki dan mengutuki orang-orang yang menghukumnya, dia justru
mengasihi orang-orang tersebut. Hal ini sama yang dilakukan oleh Yesus ketika
disalib.
·
Kasih
memang merupakan ciri khas ajaran Yesus, Dia datang ke dunia karena kasih-Nya
kepada manusia, dia mengajarkan supaya kita mengasihi semua orang termasuk
musuh kita sekalipun.
Ilustrasi: Waktu tentara Sofiet menduduki Rumania
akhir perang dunia ke-II, banyak tentara Jerman yang jadi tawanan. Prajurit
Jerman yang kelihatan dapat ditembak mati oleh siapapun. Pada suatu malam ada
dua prajurit Jerman yang melarikan diri dan mereka lari ke Gereja Evangelial
Lutheran Capel, mereka ingat bahwa Gereja Lutheran di Rumania kebanyakan
berlatar-belakang Jerman. Pendeta sambut dan mengucapkan selamat. Aku orang
Yahudi keluargaku dibunuh oleh orang-orang Jerman anti Yahudi, aku belajar dari
Kristus tentang kasih dan pengampunan, kasih menutupi segala kesalahan dan
kekurangan yang ada di dalam diri orang lain.
Banyak berkat
akan mengalir ke dalam kehidupan kita ketika kita mengampuni kesalahan orang
lain.
Jika kita tidak
mengampuni kesalahan orang lain, maka kita berbuat dosa.
Jika kita tidak
mengampuni kesalahan orang lain, berarti kita belum mengerti betapa besarnya
dosa kita yang Tuhan sudah ampuni.
Jika kita tidak
mengampuni kesalahan orang lain, maka hubungan kita dengan orang-orang lain
akan terganggu, dan juga kita memberi kesempatan kepada Iblis untuk merusak,
bahkan menghancurkan kehidupan, persekutuan dan pelayanan kita.
Penerapan: Lepaskan
kemarahan, dendam, kebencian dan kepahitan.
Penutup:Stefanus contoh seorang pribadi yang
memiliki ketabahan yang luar biasa, dia berhasil melalui segala penderitaannya
dengan penuh ketabahan. Menghadapi keadaan dan kesulitan yang kita alami saat
ini dibutuhkan pula ketabahan. Mari kita belajar dari Stefanus. Milikilah iman,
penuhlah dengan Roh Kudus, miliki hikmat dan juga miliki kasih sehingga kita
akan tampil sebagai anak-anak Tuhan atau menjadi murid-murid Kristus yang
tabah.
MEMURNIKAN KETETAPAN HATI
UNTUK MELAKUKAN KEHENDAK TUHAN
Kis. 9:10-19
NP: Mzm. 143:10
Pendahuluan:
·
Melakukan
kehendak Tuhan adalah hal yang indah, berkat sekaligus penderitaan menunggu
orang-orang yang melakukan kehendak Tuhan.
·
Alkitab
memaparkan sederetan orang-orang yang melakukan kehendak Tuhan dengan berkat
ataupun penderitaan yang menantinya.
Contoh: Abraham (mulai Kej. 12)
Nuh (Kej. 6)
Kaleb (Bil. 13)
Elia (1 Sam.)
Paulus (Perjanjian Baru)
·
Allah
menginginkan supaya kita memiliki kemurnian hati atau ketulusan dalam melakukan
kehendak Tuhan. Bagaimana caranya? Kita belajar dari seorang pribadi bernama
Ananias (Kis. 9:10-19).
a.
Ada
beberapa orang yang bernama Ananias:
Ananias dari
Yerusalem, yang mendustai Roh Kudus bersama safira (Kis. 5:1-11).
Ananias Imam Besar yang mendakwa Paulus
di hadapan Feliks (Kis. 24).
Ananias dari
Damsyik yang menumpangkan tangan atas Paulus (Kis. 9:10-19; 22:12-16).
b.
Eksposisi
teks tentang Ananias:
Dia adalah
seorang murid atau pengikut Tuhan di Damsyik.
Dia mendapat
penglihatan dari Tuhan.
Tuhan
menghendaki supaya dia mendoakan Paulus.
Dia
melakukan kehendak Tuhan tersebut dan itulah saat awal pertobatan Paulus.
c.
Teladan
dari Ananias adalah bahwa dia melakukan kehendak Tuhan.
Apa
rahasianya supaya kita dapat dengan tulus atau
hati
yang murni melakukan kehendak Tuhan?
I.
MEMILIKI
HUBUNGAN YANG BAIK DENGAN TUHAN (ay. 10-16)
·
Ananias
disebut sebagai murid Tuhan, murid artinya pengikut. Sebutan (mathetes) waktu itu menunjuk pada para
pengikut atau orang yang dekat dengan Tuhan.
·
Komunikasi
atau percakapan dengan Tuhan menunjukkan bahwa Ananias punya hubungan yang baik
dengan Tuhan.
·
Kualitas
kehidupan rohani yang baik (22:12), juga menunjukkan bahwa dia punya hubungan
yang baik dengan Tuhan.
·
Hubungan
yang baik dengan Tuhan menjadi sarana supaya kita punya hati yang tulus atau
murni dalam melakukan kehendak Tuhan.
Ilustrasi: Memenuhi
permintaan seorang sahabat.
Penerapan: Kehendak Tuhan terkadang sulit atau
berat untuk kita lakukan, tetapi jika kita punya hubungan baik dengan Tuhan,
maka kita akan dapat melakukannya dengan hati yang murni dan tulus.
II.
MILIKI KETAATAN
YANG MUTLAK PADA TUHAN (ay. 17)
·
Komentar
Wyclliffe bahwa Ananias itu punya ketaatan yang langsung dan sungguh-sungguh.
·
Eksposisi ayat:
Ay. 11, ini
perintah yang sulit karena harus menemui seorang yang jahat dan sangat
menakutkan.
Ay. 13-14, argumentasi serta reaksi yang
sangat wajar dan masuk akal.
Ay. 15-16, Tuhan
seolah tidak terima argumentasi Ananias dan tetap menyuruh Ananias untuk pergi.
Ay. 17, Ananias taat, “lalu. . . “
·
Bandingkan
dengan kisah Yunus, Ananias punya ketaatan yang langsung dan sungguh-sungguh.
Ilustrasi: Orang yang
tunggu musibah dulu baru taat.
Penerapan: Taatlah secara langsung dan
sungguh-sungguh dalam Pemberitaan Injil, memberi, mengampuni dan lain-lain.
III.
MILIKI KASIH
YANG TULUS (ay. 17b)
·
Jika
ay. 13-14, memaparkan kejahatan Paulus yang disampaikan Ananias pada Tuhan.
·
Ay.
17b, Ananias menyebut Paulus sebagai saudara. Kata saudara (adelfe)
bukan sebagai gelar atau sebutan tetapi dipakai sebagai sapaan.
·
Bandingkan
22:13-14
Ay. 14, kata “kita” menunjukkan bahwa
Ananias sudah merangkul dan menganggap Paulus sama dengan dirinya.
Ay. 16, dengan ramah Ananias meyakinkan
Paulus.
·
Itu
semua dimungkinkan karena Ananias punya kasih yang tulus, kasih pada Allah
dibuktikan melalui kasih terhadap sesama. Kasih Ananias ditunjukkan dengan
sikap ramah dan penuh pengampunan terhadap orang yang telah menganiaya
saudara-saudaranya.
Ilustrasi: Kesaksian mama
Pak Kardi.
Penerapan:
Penutup:
Dewasa berarti punya kemurnian hati dan
terus berketetapan untuk melakukan kehendak Tuhan. Tuhan kita sudah menyatakan
segala kehendak-Nya dalam Firman Tuhan, terkadang kehendak-Nya terasa sulit
untuk kita lakukan. Terus memurnikan hati kita untuk punya ketetapan hati untuk
melakukan kehendak-Nya. Terus jalin hubungan yang baik dengan Dia, teruslah
berkomitmen untuk taat dan terus perbarui kasih kita pada Allah.
HARGA YANG HARUS DIBAYAR
DALAM PENDIRIAN GEREJA MULA-MULA
Kis. 11:19-30
Pendahuluan:
·
Jika berbicara tentang harga,
image kita pasti adalah tentang sesuatu yang harus dibayar dengan uang atau
barang. Jika kita ingin memiliki sesuatu (misalnya: barang), maka kita harus
memberi uang atau barang lain sebagai ganti barang yang ingin kita miliki
tersebut.
·
Jika berbicara tentang harga yang
harus dibayar dalam pendirian jemaat mula-mula, biasanya banyak orang langsung
berpikir tentang penderitaan atau aniaya seperti yang dialami para pendiri
jemaat waktu yang lalu. Banyak pahlawan-pahlawan martir yang mati waktu itu.
Saudara hal itu memang tidak salah, pengorbanan bahkan sampai kematian sekalipun
dilakukan para pendahulu kita.
·
Paulus sebagai pendiri banyak
jemaat mengalami aniaya dan penderitaan, banyak sekali jemaat yang ia dirikan
(jemaat Efesus, Filipi, Korintus, Tesalonika, dll), dalam pendirian itu
berbagai pengorbanan ia berikan.
·
Kalau kita ingin belajar dan
melihat harga yang harus dibayar dalam pendirian jemaat mula-mula, kita bisa
belajar dari dia, luar biasa pengorbanan yang ia berikan dalam mendirikan
setiap jemaat (2 Kor. 11:23b-28).
·
Tetapi saat ini kita akan melihat
dan merinci hal-hal yang patut diteladani atau harga yang harus dibayar dalam
pendirian jemaat di Antiokhia.
·
Tiap jemaat yang didirikan pasti
memiliki keistimewaan, jemaat Antiokhia memiliki keistimewaan yaitu:
1.
Kumpulan orang percaya yang
pertama kali tergabung sebagai jemaat yang tidak hanya untuk orang Yahudi (ay.
20).
2.
Kelompok ini juga yang pertama
disebut sebagai orang Kristen (ay. 26).
3.
Jemaat ini dimulai bukan oleh
pelayanan seorang hamba Tuhan yang hebat/luar biasa, yang mulai jemaat ini
adalah orang-orang biasa yang menjalankan Amanat Agung Tuhan Yesus Kristus.
·
Apa saja yang mereka kerjakan
sehingga mereka berkembang menjadi jemaat yang besar?
Mereka mengerjakan hal-hal berikut ini:
I.
MEREKA
SETIA DALAM MEMBERITAKAN INJIL (ay. 19-21)
·
Memberitakan Injil merupakan mandat
Yesus Kristus yang harus dilaksanakan setiap pengikut Yesus (Mat. 28:19-20).
Injil adalah untuk semua bangsa tanpa kecuali, memberitakan Injil juga
merupakan suatu kepercayaan Allah bagi kita. Kalau Allah mau, Dia bisa secara
langsung menyelamatkan orang yang Dia mau selamatkan, tetapi Allah mempercayai
kita dalam hal ini.
·
Jemaat Antiokhia ini unik, mereka
setia dalam memberitakan Injil, ay. 19 menyatakan bahwa mereka yang tersebar
memberitakan Injil hanya kepada orang Yahudi saja. Tapi ay. 20 menyatakan bahwa
di Antiokhia mereka memberitakan Injil kepada orang bukan Yahudi saja. Yang
dimaksud orang Yunani dalam bagian itu adalah orang-orang berkebudayaan Yunani,
tetapi sebagian mereka berasal dari suku-suku bangsa bukan Yahudi. Orang-orang
Siprus dan Kirene yang menjadi awal jemaat Antiokhia ini memakai bahasa Yunani
sebagai bahasa sehari-hari sehingga memakai kecakapan itu untuk memberitakan
Injil.
·
Gereja yang produktif dan
bertumbuh adalah Gereja yang memberitakan Injil. Pertambahan atau pertumbuhan
Gereja memang bisa secara biologis dengan anak-anak yang dilahirkan orang tua
Kristen, bisa juga karena perpindahan jemaat, tetapi yang paling Tuhan inginkan
adalah melalui pemberitaan Injil.
Penerapan:
Ajakan untuk memberitakan Injil jemaat Antiokhia dimulai karena ada orang yang
setia dalam memberitakan Injil. Mereka memakai kecakapan mereka (fasih
berbahasa Yunani) untuk memberitakan Injil. Setiap kita punya kemampuan dan
kesempatan yang sama, pakai talenta yang ada pada kita untuk memberitakan Injil.
Tuhan akan menyertai kita (ay. 21) kasih terhadap sesama menghasilkan
pemberitaan Injil.
II.
MEREKA
MEMILIKI PEMIMPIN ROHANI YANG BAIK (ay. 22-26)
·
Jemaat Antiokhia memang tidak
dimulai oleh pelayanan seorang hamba Tuhan yang hebat, tetapi sebagai suatu komunitas
mereka tetap memerlukan pemimpin rohani. Barnabaslah yang dikirim untuk menjadi
pemimpin (ay. 22).
·
Kalau dalam bagian pertama jemaat
yang membayar harga dengan setia memberitakan Injil, dalam bagian kedua ini
terlihat bahwa pemimpin juga harus rela membayar harga, pemimpin yang memiliki
kualifikasi hidup yang baik. Kualifikasi hidup yang mestinya dimiliki adalah
baik, penuh dengan Roh Kudus dan iman (Kis. 6:3).
·
Kehidupan yang dimiliki Barnabas
juga mestinya dimiliki oleh setiap orang percaya. Kehidupan yang baik merupakan
sarana kesaksian yang efektif, apa artinya bercerita/berkata-kata banyak
tentang Tuhan Yesus tapi kehidupan kita tidak baik?
III.
MEREKA
SETIA DALAM MEMBERI (ay. 27-30)
·
Perhatikan ay. 29 yang dimaksud
murid-murid di sini adalah jemaat yang ada saat itu, sekalipun mereka masih
merupakan jemaat yang kecil, tetapi mereka rela untuk memberi.
·
Pemberian mereka itu menarik,
mulanya mereka mendengar suara Tuhan melalui Nabi Agabus tentang adanya
orang-orang yang menderita dan mereka bersepakat untuk memberi. Mereka memberi
tidak dengan terpaksa, tapi memberi sesuai kemampuan, ini sesuai dengan Firman
Tuhan.
·
Dalam pendirian jemaat mula-mula,
sangat diperlukan kerelaan dalam memberi. Paulus saat mendirikan jemaat-jemaat
memberi teladan dalam hal ini. Jemaat Makedonia juga terkenal suka memberi,
memberi merupakan perintah dan kehendak Tuhan.
Penerapan:
Ajakan untuk setia dalam memberi
Penutup:
Memang harus ada harga yang dibayar dalam pendirian jemaat mula-mula. Mengawali
memang suatu tugas yang berat, tetapi mulia.
TETAP TEGAR DALAM PENDERITAAN
Kis. 16:16-25
NP: 1 Kor. 16:58
Pendahuluan:
·
Ada sebagian orang berpikir bahwa
mengikut Kristus atau menjadi orang Kristen identik dengan bebas dari
penderitaan, mereka berpendapat bahwa sejak menjadi Kristen, mereka bebas dari
masalah dan kesulitan. Itulah sebabnya mereka memutuskan untuk menjadi Kristen.
Jika
itu motivasi kita menjadi Kristen, kita pasti akan kecewa. Mengikuti Kristus
memang membuat kita bebas dari ikatan dosa atau Iblis, tapi bukan berarti tidak
ada derita lagi.
·
Paulus berkata “kita dipanggil
bukan saja untuk hidup senang bersama Dia, tetapi juga untuk menderita untuk
Dia.”
Baca Flp. 1:29
·
Pertanyaan umum yang sering kita
temukan adalah “mengapa saya harus menderita? Di mana Tuhan saat saya mengalami
kesukaran atau penderitaan?” dan sebagainya. Bahkan mungkin saat ini kita
sedang bergumul dengan hal tersebut.
Kita
semua hampir pasti pernah mengalami penderitaan, jika saya bertanya siapa yang
tidak pernah menderita pasti tidak ada yang berani angkat tangan.
·
Seorang penulis buku (Ajrth
Fernando) mengatakan bahwa penderitaan adalah unsur pokok untuk mengikut Yesus,
kalau kita ingin mengalami kehidupan sempurna yang Yesus janjikan, terlebih
dulu kita harus mengalami penderitaan.
Penderitaan
dialami Yesus ketika harus mati di kayu salib.
Penderitaan
dialami Yusuf ketika ia menolak permintaan istri Potifar.
Penderitaan
dialami Daud ketika ia dikejar dan akan dibinasakan oleh Saul.
Penderitaan
dialami Yohanes pembaptis sehingga ia mati dipancung.
Penderitaan dialami Ayub ketika ia tetap setia pada
Allah sehingga semua yang ia miliki sirna, termasuk anak-anak dan istrinya.
Penderitaan
dialami Paulus dalam perjalanan pemberitaan Injil.
Penderitaan
dialami hamba Tuhan saat ia ditolak jemaatnya.
Penderitaan
dialami anak Tuhan ketika ia harus jujur di kampus atau sekolah.
Penderitaan dialami anak-anak Tuhan tatkala dengan
setia mempertahankan iman di tengah-tengah lingkungannya.
Penderitaan
dialami saudara-saudara kita di Poso.
Penderitaan
dialami anak-anak Tuhan di negeri ini, dan...
Penderitaan
juga kita alami di tempat ini (sharing sedikit tentang IMB).
Itu
penafsiran yang benar dan harus kita tanggung.
·
Sebelum membahas tema kita “tetap
tegar dalam penderitaan,” saya akan mengklasifikasikan jenis penderitaan.
a. Penderitaan
karena dosa
Misalnya:
Mencuri : dihukum
Korupsi : dipecat
Menyontek : dapat nilai E
Itu
penderitaan karena ulah kita sendiri, bukan itu penderitaan yang Kristus
inginkan dari kita.
b. Penderitaan
karena taat
Misalnya:
Orang lain boleh KKN sehingga kaya, kita tidak sehingga kita tidak sekaya
mereka.
Orang
lain boleh “minum,” kita tidak
Orang
lain boleh nyontek, kita tidak
Orang
lain boleh bebas beribadah, kita dianiaya karena ikut Kristus
Itu
penderitaan yang harus kita alami dan itu sudah Yesus katakan jauh sebelum kita
mengalaminya.
Baca
Mat. 5:11-12; 24:9
·
Alkitab mencatat ada beberapa
macam penyebab penderitaan:
a. Karena
dosanya (1 Kor. 11:28-30)
b. Untuk
dimurnikan (Rm. 5:3-4, Yak. 1:2-4)
c. Untuk
menunjukkan perlunya keterikatan dengan Tuhan (Ayb. 1-2)
d. Untuk
perluasan Injil (2 Kor. 4:10)
e. Karena
kuasa kegelapan membenci kita (2 Tim. 3:12)
f. Cara
untuk menyebabkan kita dengan Kristus (Flp. 3:10)
Tidak
perlu orang Kristen mencari penderitaan, cepat atau lambat penderitaan itu akan
datang.
·
Saudara-saudara yang kekasih
terlepas dari semua itu, pagi ini kita akan melihat pribadi-pribadi yang bisa
dan mampu untuk tetap tegar dalam penderitaan.
Baca
nats Kis. 16:16-25
Paulus
dan Silas adalah contoh pribadi yang mampu untuk tetap tegar dalam penderitaan
di antara sekian banyak orang-orang yang tegar menghadapi penderitaan.
Ulasan tentang nats:
Dalam
perjalanan misi ke-2, Paulus tiba di kota Filipi, di kota ini mereka
memberitakan Injil dan seorang wanita bernama Lidya bertobat. Suatu hari mereka
pergi ke rumah sembahyang dan bertemu dengan tukang tenun. Tukang tenun itu
mengganggu Paulus dan Silas, akhirnya roh yang ada padanya mereka usir, pemilik
wanita penenun itu akhirnya marah dan memasukkan mereka dalam penjara. Sebelum
dijebloskan dalam penjara, mereka dianiaya terlebih dahulu.
Mereka
difitnah (ay. 20-21)
Mereka
didera (ay. 22-23)
Hukum
penderaan orang Yahudi adalah 40 kurang 1 pukulan (2 Kor 11:24), hukum
penderaan Romawi terserah hakimnya dan biasanya sangat kejam.
Kita
lihat Paulus dan Silas mengalami penderitaan yang hebat,penderitaan secara
lahir dan batin mereka alami. Secara lahir mereka sakit karena aniaya, secara
batin mereka juga sakit karena perlakuan tidak adil, dia difitnah dan mereka
diperlakukan tidak adil. Ay. 37 mereka adalah warganegara Roma, namun mereka
diadili di negeri Roma sendiri, dianggap sebagai orang Yahudi.
Dalam
hidup bermasyarakat, penjara sering dianggap sebagai tempat penderitaan yang
hebat, orang yang masuk penjara dianggap tidak berharga lagi. Apalagi penjara
saat itu biasanya di bawah tanah, orang yang masuk penjara tentu mengalami
penderitaan lahir dan batin. Paulus dan Silas mengalaminya tetapi yang sungguh
luar biasa adalah karena “mereka tetap tegar dalam penderitaan.” Bahkan ay. 25
menyatakan bahwa mereka tetap memuji dan memuliakan Allah sampai mujizat Allah
dinyatakan.
Ilustrasi:
Demikian
pula ada beberapa hal yang membuat Paulus dan Silas bahkan kita semua dapat
“tetap tegar di tengah penderitaan.”
Bagaimana dapat tegar dalam
penderitaan?
I.
MEMAHAMI
PENYEBAB PENDERITAAN ITU (Kol. 1:24)
Ilustrasi: Mengetahui
atau mencari penyebab sesuatu itu penting.
Contoh:
Jika
motor kita mogok pasti kita cari penyebabnya, jika anak kita menangis kita cari
juga penyebabnya. Demikian juga jika kita menderita, apa sebabnya? Biasanya
setelah kita memahami penyebab sesuatu, kita akan diam dan tidak banyak protes.
Kita bisa mengambil sikap yang tepat jika tahu penyebabnya.
·
Seperti telah disebutkan di atas,
ada beberapa macam penyebab penderitaan, ada orang menderita karena dosanya,
adapula yang justru karena dia taat. Pada waktu itu Paulus dan Silas
benar-benar memahami bahwa mereka menderita karena mereka taat dalam
pemberitaan Injil. Hal itu menyebabkan mereka mampu untuk tetap tegar dan
bersukacita.
Baca
Kol. 1:24 menderita karena Kristus seharusnya membuat kita bangga, bukan putus
asa. Bahkan setelah itu, Paulus menulis surat kepada jemaat di Filipi bahwa
menderita itu adalah kasih karunia. Baca Flp. 1:29.
Penerapan:
Mari koreksi diri, apa penyebab kita menderita, mungkin kita sombong sehingga
menderita karena dikucilkan atau karena kita setia beribadah sehingga kita
dikucilkan.
II.
MENELADANI
KRISTUS DALAM PENDERITAAN
·
Banyak orang yang lebih dahulu
menderita karena kebenaran, Stefanus menderita karena kebenaran atau berita
Injil yang dia sampaikan. Dalam Kis. 7:58 saat Stefanus menderita aniaya,
Paulus (waktu itu namanya Saulus) melihatnya. Tentu daja saat Paulus menderita
ia ingat peristiwa penderitaan Stefanus.
·
Mengingat kemenangan orang lain
terhadap penderitaan membangkitkan semangat kita untuk juga “tegar dalam
penderitaan.”
·
Saya pernah menderita, saudara
pernah menderita, banyak orang pernah menderita, tetapi orang yang paling berat
penderitaannya adalah Kristus. Penderitaan Kristus tidak tertandingi oleh
siapapun. Kristus adalah Tuhan, tetapi dalam Kemahakuasaan-Nya itu Ia harus
menderita, disalib sampai mati.
Penderitaan
Kristus adalah:
·
Difitnah, dihina, diolok-olok,
diadili dengan tidak adil, dikhianati murid-Nya, dicambuk, diludahi, disalib
dan lain-lain.
Yesaya
menyatakan dalam nubuatnya bahwa wajah Kristus bukan seperti anak manusia lagi.
·
Kita adalah pengikut Yesus
Kristus, jika pemimpin kita telah lebih dulu menderita, Alkitab mengatakan
bahwa untuk mencapai kesempurnaan kita juga harus mengambil bagian dalam
penderitaan-Nya juga.
Penerapan:
Jika kita dalam penderitaan, ingat bahwa bukan kita yang paling menderita,
Kristus yang paling menderita, jangan putus asa.
III.
MENGINGAT
KASIH KRISTUS (2 Kor. 12:9; Rm. 8:35, 39)
Ilustrasi: Kisah
tentang Polykarpus
Dia
seorang bapa Gereja, saat akan dihukum dalam minyak panas dipenggorengan, dia
berkata “86 tahun saya ikut Kristus, Kristus selalu mengasihi dan tidak pernah
mengecewakan saya, saya pun tidak akan mengecewakan Dia.”
Saudara-saudara
yang kekasih, Kristus menyediakan kasih karunia dalam segala penderitaan dan
kelemahan (Baca 2 Kor. 12:9)
Penutup:
Saat
menderita jangan putus asa, jika kita hanya berorientasikan pada masalah atau
penderitaan, masalah itu akan nampak makin besar. Tapi kalau kita berorientasikan
pada kasih Kristus, maka meski masalah besar Kristus tetap lebih besar.
Komentar
Posting Komentar