ARTI SEBUAH PENGORBANAN
Rm. 5:1-11
Pendahuluan:
·
Saat mengenang atau memperingati
peristiwa kematian Kristus, biasanya kita tidak merasakan atau kurang
menghayati pengorbanan Kristus. Salib bagi kita hanya bermakna sebagai suatu
hukuman mati biasa saja.
·
Penulis Injil biasanya tidak
merinci penderitaan ragawi Tuhan, mereka hanya mengatakan “mereka
menyalibkan-Nya.”
·
Salib sebenarnya suatu bentuk
hukuman mati yang paling mengerikan dan memalukan. Untuk penjahat kelas besar
saja, tidak untuk warga negara Romawi.
Penemuan yang
ada, kaki dilipat sehingga kejang, pergelangan kaki diikat dan dipaku demikian
juga dengan tangan dipaku.
Siksaan yang
dialami Yesus mempercapat kematian-Nya. Mat. 27:34 menuliskan bahwa Yesus
menolak upaya memperingan penderitaan-Nya.
·
Penyaliban sama dengan kututkan
(Ul. 21:23; Gal. 3:13)
Flp. 2:
Ilustrasi: Ibu
yang menyelamatkan anaknya.
Untuk apa Yesus Kristus rela melakukan
semua itu?
I.
Kematian
Itu Dijalani-Nya Untuk Orang Lain
·
Yoh. 8:48; Ibr. 4:15; 1 Ptr.
2:22; Yes. 53:5-6; Rm. 5:8
·
Kristus mati untuk menggantikan
kita.
II.
Kematian
Itu Memenuhi Semua Tuntutan
·
Kekdudusan adalah sifat pokok
Allah, sehingga semua pelanggaran terhadap hukum-Nya harus dipenuhi.
Kemungkinan
Kristus memenuhi tuntutan keadilan Allah (Rm. 3:25-26).
Tuntutan hukum
(Rm. 3:23; 6:23).
Mendamaikan
perlu tuntutan
Meredakan
murka Allah perlu tuntutan
Penghentian
perseteruan perlu tuntutan
III.
Kematian
Itu Merupakan Penebusan
·
Uang tebusan bukan untuk Iblis
tetapi untuk Allah.
·
Apa yang dapat kita temukan dalam
salib?
Salib adalah
keselamatan kita.
Disalib kita
temukan atau kenal Allah secara konkrit, rill dan mendalam.
Disalib kita
temukan kemenangan atas dosa.
Disalib kita
temukan persekutuan yang hakiki.
SALIBNYA LEPASKANKU
Rm. 6:5-11
Pendahuluan:
·
Setiap paskah kita dibawa pada
kenangan salib, kubur kosong dan penderitaan yang luar biasa. Sesuai kisah,
Yesus memang telah disalibkan, mati dan dikuburkan, serta Yesus kini di Sorga.
Salib itu tinggal suatu kenangan yang penuh makna.
Ilustrasi: Kenang-kenangan
dari sahabat pasti punya makna tersendiri.
·
Apa makna salib itu bagimu? Untuk
kita Dia digantung di kayu salib. Kini orang Kristen menggantung salib itu
dileher, telinga, dinding rumah, mobil dan lain-lain. Bagi film horor barat,
salib sebagai benda sakral. Apa maknanya bagimu?
·
Penjelasan tentang salib.
Perjanjian
Baru memang tidak merinci penderitaan ragawi Yesus, penulis-penulis Injil lebih
menekankan segi soteriologi dengan salib itu. Mereka dengan sopan hanya menulis
“mereka menyalibkan Yesus”
a.
Kematian yang paling mengerikan
adalah kematian melalui penyaliban, cicero adalah kematian yang paling
menyeramkan.
b.
Ini tradisi Persia karena bumi
adalah suci, orang Karthago adalah Romawi, di Roma untuk propinsi-propinsi dan
untuk para budak saja.
c.
Kayu sulaan c. f Haman.
d.
Prosesnya, sesudah penghakiman,
dibantai dengan hagelum atayu cemeti bertali kulit yang mempercepat kematian.
Disuruh angkat patibulum, di depannya plang atau tulisan tentang kejatannya.
Ditelanjangi, dibaringkan dan dipaku. Yang jelas inilah kematian yang paling
mengerikan.
·
Untuk apa Dia disalibkan?
Contoh: Fany Crosby,
dengan lagu “salib-Nya, salib-Nya.”
Salib adalah
bukti kasih yang terbesar, bukti kepedulian Yesus pada dunia yang membenci-Nya,
bukti pengorbanan yang terbesar. Salib itu membebaskan kita dari dosa, kutuk
hukum dosa dan lain sebagainya.
Hal-hal apa dari kita yang dilepaskan
Yesus di salib?
Baca:
Rm. 6:5-11
·
Ay. 6, manusia lama kita, itu
yang Yesus lepaskan di kayu salib.
Dengan salib
Yesus tidak bermaksud melepaskan jabatan kita dan sebagainya, tetapi manusia
lama kita yang dilepaskan.
Manusia lama?
Adalah keadaan
manusia yang belum diperbaharui, keadaan kita sebelumnya, sebelum terima Yesus
Kristus. Kehidupan dalam dosa, keseluruhan diri kita sebelum kita mengenal
Kristus.
·
Ciri-ciri manusia lama:
Ef. 4:17 dab.
Pikiran
sia-sia, pengertian gelap, jauh dari persekutuan dengan Allah, bodoh dan degil
(tolol), perasaan tumpul, menyerah pada nafsu.
Kol. 3:5 dab.
Percabulan,
kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat, keserakahan atau penyembahan berhala.
Marah, geram, kejahatan, fitnah, kata-kata kotor, dusta.
Gal. 5:19 dab.
Percabulan
(porneia) artinya kelakuan dan hubungan seks amoral
Ilsutrasi: Pemuda tidak
dapat konsent dan sebagainya karena gambar porno.
Penyembahan
berhala
Menyembah roh,
mempercayai atau menyukai sesuatu lebih dari Tuhan.
Kedengkian
Rasa tidak
suka atau benci atau tidak mengampuni
Ilustrasi: harus ampuni,
ampuni tidak sama dengan melupakan
Kemabukan
Merusak
penguasaan mental atau fisik dengan miras
Contoh: rokok,
alkohol dan sebagainya.
Pesta pora
Pesta yang
berlebihan, pesta dengan miras atau obat bius atau seks dan lain sebagainya.
Rm. 6
Manusia lama
itu telah dilepaskan di salib oleh Yesus.
Tujuannya
supaya tubuh dosa itu hilang kuasanya dan kita tidak lagi mengajdi hamba dosa.
Kristus telah matu bagi dosa dan hidup bagi Alah, demikian pula mestinya kita
memandang diri kita.
Salibnya telah lepaskan kita dari:
1. Pikiran
lama
2. Perkataan
lama
3. Cara
hidup lama
Penutup:
Kalau manusia
lama masih ada dalam hidup kita, terima Yesus sebagai Juruselamat satu-satunya,
dan berjuanglah terus untuk meninggalkan manusia lama itu, jangan menyerah dan
jangan kalah.
SALIB BUKTI KASIHNYA
Pendahuluan:
Ketika
mendengar tentang salib, image kita langsung tertuju pada suatu benda dari kayu
bersilang, tempat Yesus mati. Salib sebenarnya tidak sesederhana itu, salin
adalah kayu yang paling mengerikan yang pernah ada.
Kebiasaan
menghukum penjahat pada salib dilakukan oleh orang Persia (Zaman Ester),
Kartago, Romawi. Di Romawi hukuman salib adalah untuk non Romawi atau
budak-budak yang melakuka kejahatan yang tidak terampuni.
Orang Romawi
terhormat : minum racun
Orang Romawi biasa : dipancung
Non Romawi
tidak terhormat : salib
Proses penghukuman
di salib sangat mengerikan, tetapi Alkitab tidak merincinya. Penderitaan badani
atau ragawi Yesus yang luar biasa itu tidak dijelaskan. Fany Crosby
mengungkapkan betapa mulianya salib itu, dan memang benar salib adalah bukti
kasih-Nya, bahkan bukti kasih yang terbesar.
Yoh. 15:13
Yesus rela
mati memberikan nyawanya bagi kita, sahabat-sahabatNya dan itulah bukti
kasih-Nya yang terbesar. Mestinya setiap kita mengenang salib, kita mengenang
kasih Allah yang sangat besar itu.
Arti salib Yesus:
I.
MANUSIA
LAMA TURUT DISALIBKAN
·
Salib-Nya merupakan bukti
kasih-Nya yang terbesar, pada salib itu Ia menyalibkan atau mematikan manusia
lama kita.
Baca: Rm. 6:5-11
·
Ketika Kristus disalibkan, maka manusia
lama kita turut disalibkan. Dan ini merupakan sukacita kita yang sangat
besar. Ef. 4:17 dab menyatakan bagaimana kondisi manusia lama itu. Ay. 22,
manusia lama itu akan binasa.
Ciri-ciri
manusia lama:
a.
Pikiran sia-sia, pengertian
gelap, bodoh, degil, pesta pora, kemabukan, percabulan.
b.
Di salib itu terpaku segala
kecemaran kita, dan mestinya kita tidak akan hidup dalam kecemaran-kecemaran
itu lagi.
·
Ketika engkau hidup sebagai
manusia lama. . . sesungguhnya engkau tidak menghormati salib Kristus.
Contoh: Manusia
model Pilatus
Banyak orang
Kristen marah ketika salib Kristus dihina orang lain, tetapi tanpa sadar
sebenarnya. . . ketika mereka hidup sebagai manusia lama. . . mereka sedang
menghina salib Kristus
II.
HUKUM
TAURAT DILENYAPKAN
·
Bukan hanya manusia lama kita
yang disalibkan atau dimatikan. Kutuk Hukum Taurat pun dilenyapkan
dengan salib Kristus.
Kol. 2:14
·
Sebelum Kristus datang, manusia
hidup di bawah tekanan Taurat. Taurat tidak menentukan bahwa semua dosa harus
dihukum. Dalam realitanya, tidak ada manusia yang tidak berdosa. Itulah
sebabnya semua manusia harus dihukum, ketentuan hukum yang berlaku saat itu
mendakwa dan mengancam kita. tetapi semua itu telah Kristus tiadakan pada
salib, tidak ada hukum atau tradisi yang mengikat dan mendakwa kita lagi.
Dewasa ini
banyak orang Kristen yang masih terikat oleh adat, tradisi dan kebiasaan lama
yang mengikat.
Contoh:
Tradisi acara orang meninggal, memelihara hari-hari baik dan lain sebagainya.
III.
PERSETERUAN
ANTARA GOLONGAN DITIADAKAN
·
Pada salib Kristus perseteruan
ditiadakan.
Ef. 2:16
·
Baca mulai ay. 13. Dengan matinya
Kristus maka perseteruan antar golongan itu ditiadakan. Dulu ada dua golongan
basar (Yahudi dan Yunani), keduanya bermusuhan.
·
Baca ay. 15-16, kematian Kristus
mempersatukan keduanya, kita orang percaya mestinya juga meniadakan
golongan-golongan itu.
Contoh: Kelompok
Protestan, kharismatik dan lain-lain.
Adalah kehendak Allah untuk
mempersatukan semua menjadi satu dan menjadi manusia baru. Jadi, siapapun juga
harus menjadi manusia baru.
TAKE A CHANCE
Luk. 23:32-43
Pendahuluan:
·
Apa yang akan kita lakukan jika
kita tahu hidup kita tidak akan lama lagi?? Tentu kita akan mengunakan
kesempatan yang tersisa itu untuk sesuatu yang sangat bernilai, jangan sampai
kesempatan itu hilang begitu saja.
·
Nasihat klasik “hiduplah dengan
persepsi bahwa besok kita akan mati.”
·
Tema bulan ini (Take A Chance
atau Ambil Kesempatan)
Dikaitkan
dengan peristiwa kematian dan kebangkitan Yesus?
·
Kisah dua penjahat di sisi Yesus
mengajarkan tentang pentingnya menggunakan kesempatan dalam suasana yang
darurat dan mendesak.
Luk.
23:32-43
·
Kisah tentang penjahat itu
ditulis dalam keempat Injil dan yang paling lengkap, yang memuat percakapan
antara Yesus dengan penjahat-penjahat itu ditulis oleh Lukas.
·
Penyaliban Yesus di antara dua
penjahat itu merupakan kesengajaan para pemimpin waktu itu untuk menyejajarkan
Yesus dengan orang-orang berdosa, bahkan dalam hal ini penjahat-penjahat besar
di hadapam massa.
·
Tidak ada keterangan asal-usul
maupun peristiwa kejahatan orang-orang tersebut. Ada banyak tafsiran dan cerita
tradisi tentang hal tersebut.
·
Perhatikan ay. 32-33
Ada dua
penjahat yang dihukum mati bersama Yesus
(bahas secara
singkat tentang hukuman salib)
a.
Budaya salib, Persia, Khartago,
Romawi
Filosofinya:
Tanah begitu kudus.
b.
Hukuman salib adalah hukuman
paling keji dan kesalahan yang tidak terampuni.
·
Dua penjahat itu adalah orang-orang
yang tinggal menunggu saat kematian. Tinggal beberapa saat saja mereka akan
mati. (dalam hukum salib semua akan segera mati perlahan-lahan, bahkan banyak
yang menjadi gila terlebih dahulu sebelum mati).
·
Saat itu merupakan saat paling
penting dalam hidup mereka, mereka sedang menghadapi maut. Di samping mereka
ada sang Juruselamat.
·
Meski dalam situasi yang sama,
keduanya memanfaatkan kesempatan yang sangat singkat itu dengan cara yang
berbeda.
Penjahat
1 (ay. 39)
·
Menghujat Yesus
Dalam bahasa
Yunaninya memakai kata (eblasfemei),
kata ini menggunakan Imperfek aktif (tindakan berulang-ulang menghujat). Ini
hujatan yang lebih tajam daripada yang dilakukan orang banyak (ay. 35) dan
prajurit (ay. 36) “jika.”
·
Orang banyak dan prajurit
mengejek, dalam teks Yunaninya memakai kala Aoris dan bukan Imperfek.
·
Kata-kata penjahat ini sarkastis,
lebih tajam dari olok-olokan orang banyak dan dilakukan berulang-ulang.
·
Sebenarnya apa hak penjahat itu
untuk menghujat Yesus? Sama-sama vonis hukuman mati tapi menghina.
·
FAYH:
Bukankah Engkau ini Mesias? Kalau begitu, buktikanlah
dengan menyelamatkan diri-Mu dan kami juga.
·
Sangat tragis, kesempatan yang
sangat menentukan itu dipakainya untuk menghujat Yesus, sang Juruselamat itu.
Penjahat lainnya (ay. 41-43)
·
Penjahat ini berbeda dengan yang
pertama
Eteros (lain, beda
jenisnya. sama-sama penjahat, tapi beda).
·
Menggunakan detik-detik akhir
yang menentukan itu secara tepat.
·
Ay. 43, Yesus menjanjikan
keselamatan kepadanya
D. Beecher:
Satu jam yang
asyik dan intensif jauh lebih baik dan menguntungkan daripada bertahun-tahun
bermimpi dan merenung. Artinya, waktu itu yang penting bukanlah lamanya, tapi
kualitasnya.
·
Penjahat itu telah berhasil
memanfaatkan waktu-waktu berkualitas, kesempatan emas dalam hidupnya dan dia
tidak menyesal dengan hasilnya.
Apa saja yang dilakukan penjahat itu dalam
memanfaatkan kesempatan yang sangat terbatas itu?
I.
Mengakui
Keberadaan Dirinya Di Hadapan Tuhan (ay. 41-42)
·
Dia menyadari dirinya berdosa
bahkan dosa yang sangat besar. C. f: vonis hukuman salib hanya bagi orang yang
dosanya tidak terampuni.
·
Ungkapan balasan yang setimpal
dengan perbuatan kita, dihukum (dikaios)
artinya adil atau tepat. Mengakui telah berbuat dosa (kala Aoris).
·
Penjahat itu rendah hati dan
terbuka di hadapan Tuhan.
C. f: doa
pemungut cukai dipuji Yesus.
Tuhan menyukai
keterbukaan umat-Nya.
Ilustrasi:
Penerapan:
Jangan pernah sombong di hadapan Tuhan.
II.
Mengakui
Yesus adalah Tuhan (ay. 41b-42)
·
Tuduhan yang dilontarkan bagi
Yesus, Dia dituduh mengakui diri sebagai Raja Yahudi.
·
Yesus adalah Tuhan, pengakuan ini
penting.
C. f:
Pengakuan Petrus
Pengakuan
Pilatus
Pengakuan
Kepala Pengawal Seratus
·
Penjahat itu punya iman yang luar
biasa, sekalipun dia melihat Yesus dalam kondisi yang terhina, tetapi pengakuan
bahwa Yesus adalah Tuhan tetap ada. Mengakui Dia adalah Tuhan saat Yesus
lakukan mujizat adalah hal yang mudah, tetapi dalam keadaan yang terhina???
Pemahaman penjahat itu luar biasa, apalagi dia adalah orang Yahudi yang punya
konsep Mesias adalah Raja yang agung dan besar atau berkuasa.
III.
Memohon
Anugerah atau Rahmat Pada Yesus (ay. 42)
·
Pemahaman tentang diri yang
berdosa, tahu bahwa Yesus itu Tuhan membuat dia memohon anugerah pada Yesus.
·
Ingatlah aku (kasihanilah aku).
Imperatif
Aoris, mendesak.
·
Penjahat tersebut menggunakan
kesempatan dengan tepat, dia tidak menyia-nyiakan kesempatan bertemu sang
Juruselamat.
Berkata (elegen), Imperatif artinya berulangkali
dia mengatakan.
TUJUH PERKATAAN SALIB
Yoh. 19:28-30
“Aku Haus”
·
Kepada wanita Samaria Yesus
pernah berkata bahwa setiap orang yang minum air dari pada-Nya tidak akan
mengalami haus untuk selama-lamanya. Tetapi kini di atas salib Ia berkata “Aku
haus.”
·
Alkitab mengatakan “sesudah
itu...”
Sesudah
apa? Sesudah kegelapan, sesudah Ia berteriak Eli... Eli... atau sesudah apa?
Jawabannya adalah sesudah berbagai nubuat tentang penderitaan dan sengsara-Nya
digenapi.
·
Kalimat “Aku haus” ini diucapkan
Yesus tanpa obyek, kalimat-kalimat lainnya di atas salib, ada obyek yang pasti.
Kalimat ini bukan suatu permintaan Yesus tidak minta minum, tapi hanyalah suatu
pernyataan yang menyatakan bahwa diri-Nya haus
·
Saat Yesus di atas salib, Dia
adalah manusia yang tentu merasakan penderitaan dan kesengsaraan. Banyak orang
menyangka bahwa Yesus itu Allah dan bukan manusia. Yohanes menekankan bahwa
Yesus merasa haus, Ia ingin menunjukkan bahwa Dia adalah sungguh-sungguh
manusia dan sungguh-sungguh mengalami penderitaan salib.
·
Pernyataan ini menyatakan
penderitaan badani, contoh: orang haus dalam perjalanan.
Ilustrasi:
Pernakah
merasa haus yang luar biasa? Orang yang sedang kehausan pasti melakukan
sesuatu. Yesus saat itu sangat haus, Dia memulai dengan tidak makan dan tidak
minum sebelumnya.
·
Orang yang disiksa apalagi di
kayu salib, sangat haus karena banyaknya cairan yang keluar dari tubuhnya,
darah, peluh, kondisi ini membuat seseorang lemas dan kehausan.
·
Anggur asam yang diberikan pada
Yesus tidak akan menolong Yesus, Yesus tidak perlu pertolongan siapapun.
Hisop
yang dimaksudkan c. f Kel. 12:22 dengan menyebut kata hisop pikiran orang
Yahudi dibawa kepada domba paskah.
·
Anggur asam (oxos)
Penggenapan,
Mzm. 69:22
·
Ungkapan “Aku haus” sebagai bukti
bahwa Yesus adalah 100% manusia sejati yang juga tentu mengalami penderitaan
badani.
Apa pentingnya
bagi kita:
·
Yesus adalah manusia sejati
·
Membatalkan teori bahwa karena
Yesus ilahi, maka Dia tidak merasakan penderitaan.
·
Firman-Nya tergenapi
“Sudah Selesai”
·
Baca nats
·
Yesus sebenarnya tidak minum
tetapi mengecap atau mencicipinya saja, dalam Matius Yesus menolak untuk
meminumnya. Dia mengecap anggur asam itu sekadar untuk menggenapi Firman Tuhan.
·
Sudah selesai
Seruan itu
menandakan akhir dari segala penderitaan-Nya serta penyelesaian karya
penebusan. Hutang dosa kita telah dilunasi dan rencana keselamatan ditegakkan.
·
Penderitaan Yesus dalam
menyediakan penebusan bagi umat manusia yang jatuh, kini sudah berakhir dan
karya penebusan sudah selesai.
Ilustrasi:
Banyak tokoh
mengakhiri hidupnya dengan mandat untuk menyelesaikan tugas atau tanggung-jawab
yang belum selesai. Contoh: para pejuang bangsa (Bung Karno dan lain-lain),
tetapi Yesus berbeda.
·
Pernyataan “tetelestai” bukan
diucapkan dengan nada kesal dan karena kekalahan, tetapi sebaliknya dengan
sukacita sebagai ungkapan kemenangan, Yesus berseru dan menyatakan bahwa tugas
terbesar untuk menyelamatkan manusia sudah dapat Ia selesaikan. Ini seruan
kemenangan dan Yesus bertanggung-jawab dalam hal itu.
Apa pentingnya kedua seruan Yesus itu?
Dia dalam
kondisi sebagai manusia sejati yang merasakan haus, lelah, lemah, namun dalam
keadaan seperti itu, Dia sanggup menyelesaikan tugas-tugasNya di bumi. Dengan
sempurna Dia selesaikan tugas-Nya, bagaimana dengan kita? Sudahkah
menyelesaikan tugas-tugas sebagai manusia di bumi ini?
KERLINGAN MATA YANG MENGUBAHKAN
HATI
Luk. 22:54-62
Pendahuluan:
Ada berbagai
cara untuk mengatakan atau mengungkapkan sesuatu, tidak harus dengan kata-kata,
kita bisa mengatakan sesuatu dengan kartu, bunga, senyuman dan lain-lain. Dan
kita dapat mengatakan sesuatu dengan tatapan atau kerlingan mata kita. itu
sebabnya ada banyak orang yang mempercayai cinta pada pandangan pertama, begitu
kuatnya pengaruh tatapan mata, sehingga tatapan atau kerlingan mata itu dapat
membuat seseorang itu menjadi takut, malu, tersipu-sipu dan sebagainya.
Contoh:
Seorang suami
yang mengerlingkan mata pada istrinya saat ada tamu, istrinya tahu apa yang
dimaksud suami tanpa harus mengatakan apa-apa, mungkin suami ingin istrinya
masuk, menyajikan minuman dan sebagainya.
Kerlingan mata
Yesus saat itu (dalam nats) begitu luar biasa, baca ay. 61, tatapn mata yang
menegur, mengingatkan bahkan mengubahkan hati Petrus (BIS: ay. 61 “Yesus pun
menolah dan memandang Petrus”). Peristiwa penyangkalan Yesus oleh Petrus
merupakan peristiwa yang penting, karena ke-4 Injil semua memuatnya (Mat.
26:30-35; Mrk. 14:26-31; Luk. 22:31-34 dan Yoh. 13:36-38), bukan hanya itu saja
tetapi peristiwa itu juga sudah diberitakan sebelumnya.
Dari semua
tulisan itu, hanya Lukas yang menulis bahwa saat Petrus menyangkal Yesus yang
ke-3 kalinya, saat itu Yesus memandang Petrus. Hal ini disebabkan karena Lukas
adalah seorang yang berpendidikan tinggi, penulis yang teranpil dan sejarawan
yang teliti.
Lukas membuat
catatan yang paling lengkap dan cermat tentang segala sesuatu yang terjadi dan
dilakukan Yesus sejak menjelang kelahiran-Nya sampai kenaikan-Nya ke Surga. Tatapan
mata Yesus membuat Petrus ingat akan apa yang telah diucapkan Yesus sebelumnya,
membuat Petrus sadar akan apa yang dia lakukan dan membuat Petrus menyesal dan
sedih.
Ada beberapa hal yang menjadi alasan
mengapa tatapan Yesus itu sangat istimewa dan luar biasa, yaitu:
I.
Tatapan
mata Yesus mampu menghancurkan kesombongan Petrus
(Mat. 26:33-35 band. Luk. 22:62)
Pada waktu itu
Yesus menyangkal Yesus sampai 3 kali ia melakukan penyangkalan itu, Yesus sudah
mengingatkan hal ini sebelumnya tapi Petrus tidak mengakuinya. Hal ini
menunjukkan kesombongan Petrus, Petrus memiliki kesombongan iman ataub rohani.
Seorang
komentator Alkitab mengatakan bahwa Petrus menyangkal Tuhan karena
kelemahannya, bukan karena kejahatanna. Dia tidak jahat terhadap gurunya,
secara rohani Petrus lemah. Jikalau demikian maka sebenarnya Petrus punya
kelemahan tetapi dia tidak mau mengakuinya.
Kesombongan
semacam ini banyak dialami anak-anak Tuhan saat ini juga, banyak orang merasa
diri kuat, merasa rohaninya tinggi, mersa kuat dalam iman, mereka tidak mau
ditegur atau diingatkan orang lain, sehingga jatuhlah ia dalam dosa.
Penerapab:
Karena itu kita perlu waspada dengan hal
ini. Paulus menasehati dalam 1 Kor. 10:12 “sebab itu siapa yang menyangka bahwa
ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh.”
II.
Tatapan
mata Yesus mampu mengubahkan hati Petrus (ay. 62)
Dari penyangkalan kepada iman atau
percaya pada perkataan Yesus. Baca: Luk. 24:11-12. Sekalipun rasul-rasul lain
tidak mempercayai perkataan para wanita dari kubur Yesus, tetapi Petrus percaya
dan pergi ke kubur Yesus.
BIS:
“Tetapi rasul-rasul itu menyangka
wanita-wanita itu hanya menceritakan yang bukan-bukan. Mereka tidak percaya
wanita-wanita itu, tetapi Petrus bangun dan berlari ke keuburan. Sambil
membungkuk ia menegok ke dalam, lalu melihat kain kafan di situ, Petrus heran
sekali, lalu pulang dan banyak pertanyaan di dalam hatinya mengenai apa yang
telah terjadi.”
Tatapan mata
yesus juga mampu mengubahkan Petrus dari ketakutannya, salah satu penyebab
penyangkalan Petrus adalah karena dia takut. Begitu takutnya Petrus hingga dia
menyangkali Yesus meski hanya seorang hamba perempuan yang bertanya padanya.
Tatapan mata
Yesus memapu mengubahkan Petrus, mampu menghancurkan kesombongannya, bahkan
tatapan mata itu memulai babak baru dalam hidup dan pelayanan Petrus. Mengapa
demikian? Mengapa tatapan mata itu begitu istimewa dan luar biasa? Karena ada
kasih dan pengampunan dalam tatapan mata Yesus.
Saya yakin
saat memandang Petrus, Yesus tidak marah dan menghakimi Petrus, Yesus tidak
memandang Petrus sebagai musuh atau orang yang menghianati-Nya ada kasih dan
pengampunan terhadap Petrus. Yesus tidak sakit hati ketika Yudas tidak setia
dan menghianati-Nya, ketidaksetiaan merupakan produk dari kita yang tidak
bersyukur, penghianatan biasanya merupakan buah dari iri hati.
Jangankan
kepada Petrus yang termasuk murid yang dekat dengan dia, dengan Yudas yang
menyerahkan Dia untuk dihukum, Yesus tidak memarahi atau mengutukinya,
sebaliknya Dia berkata “ya Bapa ampuni mereka karena mereka tidak tahu apa yang
mnereka perbuat.” Ampuni mereka adalah perkataan agung, perkataan manis dan
perkataan baik, tidak ada oknum lain yang bisa mengatakan perkataan seagung,
semanis dan sebaik ini, dari mulut Yesus Kristus mengalir karunia, kasih,
pengampunan dan doa syafaat, yang disertai dengan pengorbanan diri-Nya.
Dalam tatapan
mata itu pasti Yesus sudah mengampuni Petrus, Yesus tidak membuang Petrus yang
pernah menyangkal-Nya, Petrus memohon belas kasihan dan pengampunan dan dia
dipulihkan. Setiap orang tentu pernah mengalami situasi tragis sepeti itu dalam
hidup mereka, contoh: orang yang tidak setia atau memfitnah dan sebagainya,
Yesus tidak pernah sakit hati.
Penerapan:
Mari kita
lihat hidup kita, mungkin hampir dapat dipastikan kita tidak pernah menyangkal
Yesus melalui mulut kita seperti Petrus, tetapi sebenarnya kita sering
menyangkal Dia melalui hidup kita. seorang pengikut Yesus sudah seharusnya
hidup sepadan dengan posisi sebagai pengikut Kristus. Jika tidak berarti kita
menyangkal Dia, dan ini sering terjadi dalam hidup kita, kita mengikut Yesus
Kristus tapi hidup jauh dari teladan kristus. Untuk menyangkal Dia juga jija
kita takut untuk memberitahukan Kristus melalui hidup kita.
Misalnya PI:
orang percaya yang tidak percaya kuasa Allah, tidak percaya mujizat, tidak
percaya firman-Nya, selalu hidup dalam kekuatiran juga termasuk orang yang
menyangkal Dia. Bukankah Dia berkuasa? mengapa kita meragukan kuasa-Nya?
Meragukan kuasa-Nya berarti kita juga menyengkal Dia.
Seperti yang
terjadi dengan Petrus, sebenarnya saat kita melakukan hal-hal yang tidak patut
kita lakukan, kita menyangkal Yesus, kita tidak setia, kita meninggalkan Yesus,
Yesus memandang kita dan tetap mau mengampuni kita. selain penuh kasih dan
pengampunan, tatapan mata Yesus penuh kuasa, karena kuasa itu jugalah Petrus
berubah. Dengan tatapan mata-Nya, Petrus menjkadi ingkar akan perkataan yang
pernahj diucapkan Yesus sebelum penyangkala itu.
Saudara-saudara
yang kekasih, tatapan mata Yesus yang penuh kasih dan pengampunan, mengajar
kita untuk mengikuti-Nya, kita mestinya memandang saudara kita yang telah menyakiti
hati kita dengan penuh kasih dan pengampunan.
Bulan ini kita
memperingati peritiwa akbar yang manyatakan kasih dan pengampunan Allah yang
terbesar bagi umat manusia. Setiap kita memperingati Paskah, kita mengingat
juga peristiwa penyangkalan yang dilakukan Petrus, jikalau ssat ini kita hidup
dalam penyangkalan terhadap Dia (misalnya: tidak percaya kuasa-Nya,
pengampunan-Nya, mujizat-Nya dan lain-lain), saat ini juga kiranya tatapan mata
Yesus yang penuh kasih dan pengampunan itu mengubahkan kita.
TATAPAN MATA YANG MENGUBAHKAN
Luk. 22:54-62
Pendahuluan:
·
Mengungkapkan sesuatu tidak harus
selalu melalui kata, bisa dengan kartu, bung, hadiah dan lain-lain. Bisa juga
dengan mata atau tatapan mata.
·
Ada banyak hal yang bisa disampaikan
dengan tatapan mata. Cinta, kebencian, kemarahan. Contoh: Tatapan mata suami
terhadap istrinya.
·
Kurang lebih 2000 tahun yang lalu
dalam suasana kira-kira seperti malami ini, ada satu tatapan mata yang penuh
arti. Tatapan itu telah mengingatkan seseorang akan dosa yang sudah
diperbuatnya, mengubahkan:
Sombong:
bertelut dan menyesali dosanya.
Pengecut:
pemberani yang luar biasa.
Kurang
berhikmat: penuh hikmat.
Tatapan itu
telah mengubahkan kepribadian seseorang.
·
Itulah tatapan mata Yesus
terhadap Petrus (baca: Luk. 22:54-62).
Pembahasan
nats:
·
Kisah ini dicatat dalam ke-4
Injil dan dinubuatkan juga dalam ke-4 Injil (Mat. 26, Mrk. 14, Luk. 22, Yoh.
13, 18).
·
Dari kesemuanya, catatan Lukas
sangat menarik, Yesus memandang Petrus.
·
Alasannya yaitu Lukas adalah
sejarawan yang sangat teliti, pendidikan tinggi dan terampil.
·
Lukas yang membuat catatan
terlengkap tentang segala hal dari sebelum kelahiran Yesus sampai dengan
kenaikan-Nya ke Surga. “berpalinglah Tuhan
memandang (look straight) Petrus,” tatapan mata yang benar-banar tertuju pada
Petrus.
·
Pembahasan singkat ayat demi
ayat.
I.
DALAM
TATAPAN MATA ITU ADA KUASA
·
Yesus adalah Allah dalam
keadaannya sebagai manusia di dunia, Dia tetap Allah yang sempurna.
·
Tatapan mata Yesus penuh kuasa
sehingga mampu mengingatkan Petrus akan kesalahannya.
II.
DALAM
TATAPAN MATA ITU ADA KASIH
·
Allah adalah pribadi yang penuh
kasih, Yesus datang ke dunia ini karena kasih-Nya (Yoh. 3:16), c. f: Luk. 19:5,
ketika Yesus melihat Zakheus, saat Yesus diperhadapkan dengan persoalan yang
besar, kasih-Nya tidak hilang.
·
C. f: ketika Yesus bertemu dengan
perempuan Samaria, perempuan yang kedapatan sedang berzinah, Lewi dan
lain-lain. Tuhan Yesus penuh kasih, dalam tatapan matanya tidak ada kebencian
dan sakit hati.
III.
TATAPAN
MATA ITU PENUH PENGAMPUNAN
·
Saat itu Yesus tidak memarahi
Petrus, mengecamnya atau berkata “benarkan apa yang saya bilang.”
·
Yesus mengampuni Petrus,
jangankan Petrus orang-orang yang menyalibkan-Nya juga Dia ampuni (c. f: Luk.
23:34), perkataan pertama Yesus di kayu salin.
·
Banyak orang tidak bisa
mengampuni dan memandang orang yang telah menyakitinya dengan pandangan yang
penuh kebencian.
Penutup:
Bagaimana dengan kita? ketika pandang
orang yang bersalah?
Komentar
Posting Komentar