Langsung ke konten utama

kumpulan khotbah ekspositori gosip



MENANG ATAS DOSA BERSILAT LIDAH
Yak. 3:1-12

Pendahuluan:
·         Pepatah Tionghoa mengatakan “penyakit masuk lewat mulut, kecelakaan keluar dari mulut,” pepatah Jawa mengungkapkan hal senada. Ini menunjukkan betapa pentingnya lidah dalam hidup manusia.
·         Dari mulut dapat membangkitkan semangat seseorang yang menolong untuk dia sukses.
Contoh: Pujian, kata-kata spirit.
Namun juga dapat mematikan semangat seseorang. Kita bisa bangga dan sakit hati karena mulut atau perkataan orang lain.
·         Setiap orang pernah bersalah dalam hal berkata-kata.
·         Pertanyaannya: siapa yang tidak pernah membunuh, mencuri, zinah (banyak yang tidak lakukan), tapi tidak ada yang berani katakan bahwa dirinya tidak pernah salah dalam berkata-kata (Yak. 3:2; Ams. 10:19).

Pembahasan Yak. 3:1-12
·         Termasuk surat umum, yang ditulis oleh Yakobus sebagai pemimpin Gereja saat itu. Salah satu tujuannya untuk menasihatkan dan membina pembacanya tentang hasil-hasil praktis iman mereka dalam hidup yang benar dan perbuatan yang baik. Yakobus banyak memakai pelajaran dari alam untuk menyingkapkan tabiat manusia berdosa.
·         Begitu unik, dasyat dan istimewanya lidah bagi orang percaya, maka Yakobus memakai beberapa ilustrasi dari alam.
Kekang pada mulut kuda (bicara tentang pengendalian)
Kemudi kapal
Api yang dapat membakar hutan
·         Sifat lidah dalam Yakobus 3 adalah:
Kecil tapi besar pengaruhnya
Sulit dijinakkan
Dapat menyebabkan bencana besar
·         Kedewasaan rohani atau kesempurnaan seseorang ditentukan oleh perkataannya (ay. 2).
Ilustrasi: Perkataan anak kecil dan orang dewasa berbeda.
·         Ada ungkapan lidak tak bertulang, paling rawan untuk terjadinya suatu pelanggaran.


Bagaimana pelanggaran yang terjadi karena lidah?

I.                   DUSTA (Ef. 4:25; Ul. 5:20)

·         Dusta artinya bohong, berkata tidak benar, kesaksian palsu, fitnah, membual, kata-kata yang berlebih-lebihan, menambah-nambah berita menjadi tidak benar, dan lain-lain.
·         Mengapa dusta merupakan ikatan dosa?
Ilustrasi: Kesaksian pribadi.
·         Dusta seringkali mengikat seseorang, menjerat manusia dalam lingkaran dusta. Orang-orang terkenalpun pernah berdusta.
Contoh: Abraham (istri dibilang saudara di negeri Filistin), Ishak, Yakub (berbohong kepada Ishak).
·         Bagaimana lepas dari ikatan dusta?
1 Yoh. 1:9
Ef. 4:25, mulai dengan perkataan yang benar
Yoh. 8:44


II.                PERKATAAN KOTOR (Ef. 5:29)

·         Yang termasuk di dalamnya adalah perkataan keras atau kasar, tidak ramah, perkataan yang tidak membangun.
Ilustrasi: Artikel
·         Bagaimana lepas dari perkataan kotor? Lihat penyebabnya?
Kecenderuan orang berkata tidak membangun karena pikiran yang tidak baik juga, misalnya: apriori, benci, negative thinking, dan lain-lain.
Flp. 4:8 (memperbaharui pikiran), kendalikan perkataan dengan berfikir terlebih dahulu.


III.             PERKATAAN KOSONG (Ef. 5:4)

·         Artinya perkataan yang sia-sia, yang tidak ada artinya.
Termasuk obrolan yang tidak berguna, bergunjing, dan lain-lain.
·         Ada relevansi erat dengan masalah waktu, alangkah indahnya jika perkataan kita seperti anak panah yang tepat mengenai sasaran.


IV.             PERKATAAN YANG TIDAK PENUH UCAPAN SYUKUR (Ibr. 13:15)

·         Salah satu buah yang harus kita hasilkan adalah bibir yang memuliakan Allah (Yak. 1:19, Ams. 21:23).
















DALAM PERSEKUTUAN DENGAN TUHAN
JERIH PAYAHMU TIDAK SIA-SIA
Yak. 5:7-11

Pendahuluan:
Allah sangat menginginkan setiap anak-Nya bertekun dalam kehidupan ini. Tetapi kenyataannya, saat ini banyak orang percaya yang kehilangan ketekunan. Mereka mudah sekali terpengaruh hal-hal lain sehingga meninggalkan pelayanan dan juga meninggalkan Allah.
Bagaimana kita harus bertekun, atau ketekunan yang bagaimanakahyang harus kita miliki? Saat ini kita akan mempelajari tentang ketekunan yang diajarkan Yakobus. Baca Yak.5:7-11
Perlu kita ketahui, Yakobus adalah surat atau kitab yang sangat praktis. Banyak gambaran nyata yang diberikan di dalamnya.Yakobus sering memakai gejala-gejala yang ada dalam alam sebagai gambaran atau contoh. Demikian pula, ia memakai hal-hal yang khusus dan mudah dimengerti untuk mengajar tentang ketekunan ini.


Ketekunan yang bagaimana yang perlu kita miliki?

I.                   KETEKUNAN SEORANG PETANI (ay. 7)

Gambaran seorang petani mendapat tempat sebagai contoh ketekunan. Siapakah petani itu? Mereka adalah orang yang rela bekerja keras. Sejak pagi sekali dia pergi ke kebun atau sawah. Smpai petang baru ia pulang. Dia rela melakukan kerja keras karena berharap bahwa ada hasil yang akan dipetik nanti. Ketekunan seorang petani maksudnya adalah ketekunan yang didasari dengan keyakinan bahwa ada hasil yang akan diraih, atau ketekunan kamu ada hasil yang diharapkan. Petani bakerja keras karena mengharap hasil yang baik, ketekunan dengan penuh pengharapan, keyakinan ada hasilnya. Jerih payahnya tidak dirasa sebagai hal yang berat.
Sebagai orang percaya, mestinya kita memiliki ketekunan semacam itu. Petani itu kerja keras, tetapi tidak pernah mengeluh  karena yakin bahwa jerih payahnya tidak akan sia-sia. Saudara-saudara yang kekasih, bukankah Firman Tuhan menegaskan  bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payah kita tidak akan sia-sia?
Ketekunan orang percaya mestinya seperti itu juga. Janji-janji Allah  telah dinyatakan. Kita menantikan sesuatu yang ada hasilnya pasti. Ingat janji Tuhan yang  mengatakan: “Dan apabila Aku telah pergi kesitu dan telah menyediakan tempat bagimu. Aku akan dsatang kembali dan membawa kamu ketempatku, supaya ditempat dimana Aku berada, kamupun berada.” Yoh. 14:3
Yakobus berbicara bahwa kedatangan Kristus sudah dekat. Kristus akan datang sebagai hakim yang adil. Ketekunan orang percaya bukan suatu ketekunan tanpa hasil. Keselamatan pasti! Hidup kekal pasti Masih banyak lagi janji Tuhan yang makin meneguhkan kita bahwa kita menantikan sesuatu yang pasti.







II.                KETEKUNAN SEPERTI PARA NABI (ay. 10)

Bagaimana ketekunan para nabi sehingga dipakai sebagai contoh ketekunan yang baik?
·         Seorang nabi biasanya ditolak pemberitaannya Mat.13:57: Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka: “Seorang nabi dihormati dimana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri dan dirumahnya.
·         Beberapa nabi dianiaya. Misalnya: Yeremia dimasukkan dalam sumur, Elia diancam dan ditekan oleh Izebel, Daniel dan kawan-kawan di masukkan dalam kandang singa, Yesus dianiaya sampai mati di kayu salib.
·         Tetapi mereka tetap memberitakan perkataan Tuhan atau tetap menunaikan tugasnya dengan baik, mereka bertekun karena mereka tahu untuk siapa mereka bekerja.
Yang dimaksud dengan ketekunan seperti para nabi adalah tetap setia menjalankan tugas sebagaimana mestinya, meskipun mendapat tekanan dan hambatan dari berbagai pihak. Mereka tetap menjalankan tugas dan panggilannya dengan baik karena mereka tau untuk siapa mereka bekerja. Orang percaya mestinya juga memiliki ketekunan yang seperi ini.

Ilustrasi: Saat-saat ini kesulitan bagi orang percaya sangat besar. Kita ditekan dan dihambat. Pembangunan gereja sulit mendapat izin. Kita berbuat jujur tetapi tetap diancam.

Dalam keadaan seperti saat-saat ini, kita harus memiliki ketekunan seperti para nabi. Kita hendaknya selalu mengingat, untuk siapa kita melakukan pekerjaan Allah itu. Mereka ditekan dan dianiaya, tetapi tetap menjalankan tugas dengan baik. Kita mestinya juga seperi itu. Paulus menasihatkan agar kita senantiasa giat dalam menjalankan pekerjaan Tuhan, apapunyang terjadi karena hal itu tidak akan pernah sia-sia.


III.             KETEKUNAN AYUB (ay. 11)

Gambaran ketiga yang dipakai Yakobus adalah Ayub. Ayub adalah orang yang hebat. Dalam hal bertekun ia luar biasa. Dia adalah contoh orang yang sangat saleh dan setia kepada Allah sekalipun mengalami banyak penderitaan. Kita tahu bagaimana kisah Ayub itu. Dari seorang saleh yang kaya raya menjadi orang yang miskin dalam waktu yang sangat singkat. Dari orang yang sehat dan gagah berubah menjadi orang sakit yang menjijikan.
Yang dimaksud dengan ketekunan seperti Ayub adalah ketekunan mengatasi segala pergumulan dan kesulitan hidup tanpa mempersalahkan Tuhan. Ayub tidak pernah mempersalahkan Tuhan, meskipun ia yakin tidak bersalah. Bahkan meskipun semua orang meninggalkannya.
Saudara-saudara yang kekasih, lihatlah apa yang Ayub peroleh dari ketekunannya itu? Seorang komentator Alkitab mengatakan bahwa hasil dari tindakan-tindakan Allah terhadap Ayub menyatakan bahwa di dalam segala kesulitan Ayub, Allah sangat memperlihatkannya dan dengan penuh kemurahan menyokong dia. Yakobus ingin kita tahu bahwa Allah memperhatikan seluruh umat-Nya dan bahwa di dalam penderitaan mereka, Ia mulai memelihara mereka dengan kasih dan kemurahan.
Ayub tetap bertekun dalam iman sekalipun ia menghadapi penderitaan yang ia sendiri tidak tahu penyebabnya, orang percaya sering di hadapkan pada problem-problem seperti Ayub akhir-akhir ini. Kadangkala kita bertanya mengapa kita harus menderita dan dianiaya padahal kita merasa tidak bersalah, saudara bertekunlah karena ada hasil indah dibalik ketekunan kita

Penutup:
Saudara-saudara yang kekasih Allahlah yang memulai pekerjaan-Nya di bumi ini, dan kita yakin kalau Allah yang memulai maka Allah pula yang terus akan memelihara sampai selama-lamanya. Tugas kita adalah bertekun dalam mengemban tugas pelayanan itu.
Bertekunlah dalam doa, dalam persekutuan, dalam ibadah, dalam mendidik anak-anak kita, dalam memberi, dalam memberitakan Injil, dalam mengasihi sesama, dalam bersaat teduh, dalam melayani sesama, dan juga dalam bertumbuh secara rohani.
Yakinilah akan adanya hasil yang pasti seperti petani yang mengharapkan hasil panen yang pasti. Berdirilah teguh jangan goyah dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan, sekalipun ada banyak tantangan dan hambatan seperti para nabi yang juga bertekun meski banyak tantangan.
Seperti Ayub yang tidak sia-sia bertekun karena di balik ketekunannya itu Allah melimpahkan berkat yang besar baginya. Akhirnya bertekunlah dalam semuanya itu karena di dalam persekutuan dengan Allah jerih payahmua tidak sia-sia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

kumpulan khotbah ekspositori melayani diri sendiri atau Kristus

MELAYANI DIRI SENDIRI ATAU MELAYANI KRISTUS? 1 Ptr. 2:11-17 Pendahuluan : Ada banyak orang Kristen yang merasa sedang dan telah melayani Kristus. Namun sebenarnya mereka belum melayani Kristus dalam hidupnya, mereka berpikir bahwa dengan pergi ke Gereja, memberi persembahan, mengikut kegiatan-kegiatan ibadah sepanjang minggu berarti sudah melayani Kristus. Memang hal-hal seperti itu tidak salah, malahan harus kita lakukan, tetapi masalahnya melayani Kristus tidaklah cukup sampai di situ saja. Ketika kita memutuskan untuk melayani Kristus, berarti secara otomatis kita memposisikan diri menjadi hamba, Kristus adalah tuan kita. Jika diri kita atau keegoisan masih menjadi tuan dalam hidup kita, maka kita belumlah melayani Kristus, melainkan melayani diri sendiri. Seorang hamba adalah seorang yang berdedikasi kepada orang lain, dia membaktikan hidupnya bagi kesejahteraan dan keperluan orang lain. Jika kita melayani Kristus, berarti kita siap untuk membaktikan hidup kita...

khotbah ekspositori hidup benar dan setia

HIDUP BENAR DAN SETIA Luk. 2:25-32 Pendahuluan ·          Kriteria calon karyawan atau pegawai (hidupnya baik, jujur, setia, rajin, sopan dan lain-lain). ·          Dalam Alkitab ada beberapa pribadi yang disebut saleh atau setia atau benar atau takut akan Tuhan, antara lain: Nuh: benar, tidak bercela (Kej. 6:9) Henokh: bergaul dengan Allah (Kej. 5:24) Yusuf: tulus hatinya (Mat. 1:19) Ayub: saleh, jujur, takut akan Tuhan, menjauhi kejahatan (Kitab Ayub) ·          Tema: hidup benar dan setia Benar adalah kriteria yang baik atau kualitas hidup yang baik Setia adalah bertahan sampai akhir Simeon (Luk. 2:25-32) ·          Beberapa nama Simeon di Alkitab: Putra ke-2 Yakub dari Lea (kej. 29:33) Suku Simeon (Bil. 1:22-23) Leluhur Yesus (Luk. 3:30) Murid di Antiokhia (Kis. 13) Penduduk Yerusa...

khotbah ekspositori komitmen

KOMITMENT Surat Kepada Jemaat di Filipi Pendahuluan : Ilustrasi : Tentang lomba lari, ada banyak tantangan ketika seseorang berkeputusan untuk komitmen terhadap sesuatu. Komitmen artinya keterikatan dengan sesuatu untuk dilakukan, kita sebagai orang percaya terikat dengan komitmen terhadap banyak hal yaitu Tuhan, keluarga, pekerjaan, gereja, organisasi, dan lain-lain. Kita akan belajar dari sekelompok orang yang punya komitmen luar biasa terhadap Tuhan, pelayanan, persekutuan, dan lain-lain, mereka adalah jemaat Filipi. Sekilas tentang jemaat Filipi: ·          Paulus yang mendirikan jemaat tersebut, nama Filipi dari Filipus (ayah Alexander Agung). ·          Kota strategis, banyak tambang emas, gerbang menuju Eropa. ·          Meskipun jajahan Romawi tapi bebas bayar pajak dan dibangun seperti Roma kecil. ·      ...