Judul : BERKURBAN DEMI
KRISTUS
Nats : Kol.
1:24-29.
Kalimat Peralihan : Bagaimana bisa
berkurban dengan baik?
Pendahuluan
Ada seorang yang tidak mau menjadi
Kristen karena ia melihat saudaranya yang Kristen sering menjamu teman-teman
Gereja dengan makanan yang mewah dan mahal. Dia berfikir jika ia menjadi
Kristen tentunya ia harus mengeluarkan banyak uang untuk menjamu makan
orang-orang Gereja.
Ada juga orang yang tidak mau menjadi
Kristen karena ia melihat dan mendengar bagaimana keadaan orang-orang Kristen.
Orang Kristen sering mendapat tekanan dan perlakuan tidak adil di tempat
pekerjaan. Banyak juga orang Kristen yang harus sampai mati karena iman dan
kepercayaan kepada Kristus.
Seorang yang lain mengatakan bahwa ia
tidak mau menjadi Kristen karena orang Kristen banyak sekali acara ibadah.
Hampir tiap hari harus ke Gereja, belum lagi dalam tiap ibadah pasti harus
membawa uang persembahan.
Fenomena tersebut menyatakan, betapa
banyaknya pengorbanan yang harus dilakukan oleh seorang pengikut Kristus.
Dalam nats pembimbing yang telah
dibacakan tadi, sangat jelas kepada kita dikaruniakan bukan saja untuk percaya
tetapi juga untuk menderita. Ketika seorang memutuskan untuk percaya kepada
Kristus berarti dia siap untuk berkurban dan menderita. Yesus berkata, setiap
orang yang mau mengikut Dia harus siap pikul salib, salib bicara tentang
pengorbanan dan penderitaan.
Banyak pengorbanan dan penderitaan yang
dialami oleh para pengikut Kristus. Di daerah-daerah tertentu, misalnya Poso
dan Ambon, orang Kristen mengalami penderitaan secara fisik. Pengorbanan dan
penderitaan secara batin juga dialami orang-orang Kristen sepanjang zaman. Dari
segi materi, orang percaya diajar untuk memberi dan jumlahnya cukup banyak. Ada
perpuluhan (sepersepuluh dari segala yang kita terima adalah milik Allah).
Orang Muslim mengajar hanya seperempatpuluh dari penghasilan selama satu tahun
harap dikembalikan kepada Tuhan.
Penderitaan dan pengorbanan memang banyak bagaimana bisa menang? Bagaimana tetap bisa menjadi
anak Tuhan yang tetap konsisten di tengah situasi yang ada? Hari ini kita
melihat teladan Paulus ketika menghadapi kesulitan. Bagaimana
bisa berkurban dengan baik?
I.MEMILIKI
SUKACITA (ay. 24)
Kata “bersukacita” dalam naskah asli
dipakai kata yang artinya bergirang hati. Paulus mau berkata bahwa dia justru
merasa senang hatinya ketika harus berkurban dan menderita. Inilah sukacita
yang sejati, sukacita ini dikerjakan oleh Kristus dan tidak dapat dipengaruhi
situasi dan kondisi di sekitar kita.
Saudara-saudara yang kekasih, Firman
Tuhan mengajarkan kita bahwa segala pengorbanan yang kita lakukan harus
disertai dengan sukacita. Ketika kita berkorban secara materi, Allah
menghendaki kita memberi dengan sukacita. (baca
2 Kor. 9:7c). Allah mengasihi orang yang berkorban secara materi
atau memberi dengan sukacita. Jangan memberi dengan terpaksa.
1
Pet. Menuliskan tentang penderitaan dan pengorbanan yang harus dialami orang
percaya. Tapi meski harus menderita dan berkurban, harus tetap bersukacita (1
Pet. 3:14).
Bersukacita tidak berarti tertawa dan
senang-senang. Tapi merupakan sikap hati yang dengan rela siap berkurban tanpa
mempersalahkan pihak-pihak lain.
Bahkan ketika kita mengurbankan waktu
datang beribadah, hendaklah kita juga melakukannya dengan sukacita (Baca Maz.
100:2).
Jadi prinsipnya, ketika kita berkurban
demi Kristus lakukan semua dengan sukacita. Paulus ketika berkurban dia tetap
bersukacita, bahkan ketika berkurban secara fisik (seperti yang dijelaskan
dalam 2 Kor. 11:23-29) dia tetap bersukacita.
Ilustrasi
Ketika kita pacaran dulu bagaimana
perasaan Anda ketika kekasih Anda minta ditraktir? Ketika dia minta Anda datang
ke rumahnya? Bukankah Anda harus berkurban uang, kurban waktu, kurban tenaga, dll?
Tetapi Anda pasti tetap bangga dan bersukacita. Mengapa? Karena Anda mencintai
kekasih Anda.
Aplikasi
Ketika kita mengasihi Kristus dengan
kasih yang tulus, ketika kita mengasihi Dia di atas segala-galanya maka
kita bisa selalu bersukacita meski harus berkurban waktu, tenaga, uang dan
lain-lain.
II.MEMILIKI
PERSEPSI YANG BENAR TENTANG PENGURBANAN (ay. 25, 29)
Ada pepatah mengatakan “bermain air
basah, bermain api hangus.” Artinya ada akibat yang secara otomatis terjadi
dari suatu peristiwa. Banyak hal yang terjadi secara otomatis di dunia ini,
begitupula dalam Kekeristenan sejak seseorang memutuskan untuk percaya dan
terima Kristus, secara otomatis dia menjadi Anak Allah yang berhak mewarisi
kerajaan Sorga. Tetapi di pihak lain secara otomatis dia juga siap untuk
berkurban.
Dalam nats atau bacaan kita hari ini,
kita melihat bahwa Paulus benar-benar sadar akan pengurbanan yang harus ia
lakukan.
Dia sadar bahwa dirinya adalah pelayan
Kristus (ay. 25), Yesus pernah berkata bahwa seorang murid tidak lebih dari
guru dan seorang hamba tidak lebih dari tuannya. Kalau Yesus yang adalah guru
dan tuan kita. Dia sudah berkurban dan menderita, maka kita juga demikian.
Ilustrasi
Banyak orang yang berkata hari ini saya
sudah capek memberi persembahan. Ketika kita berkata capek, kita tidak tahu
kepada siapa kita memberi itu, kepada Tuhan. Seandainya Tuhan berkata capek
beri berkat, apa yang akan terjadi dalam kehidupan kita? Sumber segala berkat
itu dari Tuhan, kita hanya sebagai pengelolahnya saja.
Aplikasi
Dalam 1 Petr. 2:19-21 dengan jelas
dikatakan bahwa penderitaan dan pengurbanan kita karena mengikut Kristus adalah
suatu kasih karunia. Jika kita menderita karena kebaikan yang kita lakukan maka
itu adalah kasih karunia. Ingatlah bahwa kita dipanggil juga untuk menderita
dan berkurban demi Dia.
Saudara-saudara yang kekasih Anda
memberi persembahan, berkurban secara materi, milikilah persepsi yang benar
tentang persembahan. Sesungguhnya Allah menghendaki kita memberi bukan karena
Dia miskin, Dia yang empunya segala sesuatu. Jika kita diminta untuk memberi
sebenarnya itu adalah bukti iman, kasih dan pengabdian kita pada Allah.
III.MEMILIKI
PENGHARAPAN (ay. 27)
Pada awal paragraf ini Paulus memakai
kata “sekarang aku. . . “kata sekarang secara struktur berkaitan dengan
paragraf di atasnya ketika ia menjelaskan tentang keutamaan Kristus. Rupanya
Paulus ingin mengatakan karena Kristus itu ajaib, besar dan paling utama dari
segala sesuatu karena keadaan itu maka dia rela untuk berkurban dan
menderita.
Jika dikaitkan dengan ay. 27 sangat
jelas bahwa Paulus punya keyakinan bahwa Kristus itu beserta dia. Kristus
adalah pengharapan akan kemuliaan, pengharapan seperti inilah yang membuat dia
bisa berkurban dan menderita ketika hidup di dunia ini.
Saudara-saudara yang kekasih, Paulus
pernah menggambarkan penderitaan yang ia alami seperti sakit bersalin (Gal.4:19). Sakit bersalin itu memang
sakit sekali, tapi seorang ibu tetap mau berjuang dalam sakitnya karena melihat
ke depan. Ada pengharapan bahwa seorang anak akan dilahirkannya, dan
pengharapan ini yang membuat dia terus berjuang.
Ilustrasi
Beberapa hari lalu ada pertandingan
olahraga yang aneh ditayangkan di SCTV, lomba itu adalah lomba
bergantung pada sebuah besi, ada orang yang sampai bertahan selama 10 jam, 11
jam, dan seterusnya. Bahkan pemenangnya mampu bertahan lebih dari 12 jam.
Mengapa mereka bertahan? Ketika para pemenang diwawancarai, mereka katakan
bahwa yang ada dalam benak mereka hanya satu yaitu 1 juta
Yen.
Saudara-saudara
yang kekasih, rupanya karena berharap untuk mendapatkan sejumlah uang itu maka
mereka rela berkurban dan menderita.
·
Sebelum
Yesus terangkat ke Sorga ia berkata (Yoh. 14:1-3).
Yesus pergi ke rumah Bapa untuk sementara waktu saja, tetapi Ia akan segera
datang kembali, ketika Ia kembali dan menjemput kita, Dia akan membawa kita
pada situasi yang paling indah dan menyenangkan. Di situlah segala penderitaan
dan pengurbanan kita diganti dengan kemuliaan dan sukacita.
·
Ketika
Tuhan memberi perintah untuk memberi persembahan, Allah juga berjanji untuk
memberkati kita (Baca Mal. 3:10).
Ketika Dia memerintahkan (Rm. 12:1-2)
supaya kita mempersembahkan hidup kita, Dia juga berjanji akan menolong kita?
Ketika Dia memerintahkan supaya kita beribadah, Dia juga berjanji memberi kita
sukacita dan kelepasan?
·
Saudara-saudara
yang kekasih, prinsipnya adalah ketika Anda sedang menderita dan harus
berkurban demi Kristus, maka pandanglah ke depan. Kristus adalah pengharapan
kita.
Aplikasi
Berbicara tentang orang yang berkurban
karena nama Kristus, rasanya Paulus merupakan contoh/figur orang yang banyak
berkurban dan menderita demi Kristus. Tapi sekalipun pengurbanannya besar, dia
menang dalam perjuangan kehidupan ini. Rahasianya adalah karena di dalam
pengurbanannya itu dia memiliki sukacita, dia memiliki persepsi yang benar
tentang pengurbanannya, dan dia juga memiliki pengharapan yang pasti. Ketiga
hal itu yang membuat dia menang dan berkenan pada Allah. Bagaimana dengan Anda?
Teladani Paulus, maka Andapun akan hidup berkenan pada Allah.
TETAP DI DALAM TUHAN
Kol. 2:7
Pendahuluan:
Nats ini ditujukan kepada setiap orang
yang sudah menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamatnya secara pribadi, setelah
kita menerima Yesus sebagai Juruselamat pribadi maka kekristenan kita tidak
hanya sampai di situ. Ada langkah kedua yang harus kita lakukan agar supaya
kehidupan kita berkenan di hadapan-Nya yaitu tetap di dalam Dia (ay. 6).
Banyak orang akhirnya meninggalkan Tuhan
karena langkah kedua ini mereka abaikan, banyak orang Kristen yang hidupnya
tercemar oleh karena tidak tetap di dalam Dia. Tidak sedikit pula yang
meresponi tawaran dunia oleh karena tidak dapat hidup tetap di dalam Dia.
Ayat 6 bagian b dari perenungan kita
sangatlah jelas dikatakan bahwa setelah kita menerima Yesus, maka kita harus
tetap di dalam Dia. Mengapa Rasul Paulus mengatakan demikian? Kepada jemaat
yang ada di Kolose saat itu. Kalau kita melihat ayat 4, maka di sana kita akan
menemukan ternyata pada waktu itu ada orang yang pandai bicara, tetapi
perkataannya dapat menyesatkan orang lain karena ajaran mereka yang sesat (ay.
8). Bukankah di akhir zaman banyak juga hal seperti itu.
Orang mulai berkata jika kamu sakit,
maka datanglah ke pengobatan alternatif dan ironisnya ada cara yang menerima
Yesus Kristus tetapi masih pergi ke pengobatan alternatif, bahkan pergi kepada
para peramal untuk mengetahui nasibnya. Mengapa hal ini bisa terjadi? Karena
hidup mereka tidak tetap di dalam Tuhan, Tuhan mau hidup kita tetap di dalam
Dia.
Kata “hendaklah hidupmu tetap di dalam
Dia,” memiliki pengertian bahwa masalah, pergumulan hidup dan kesusahan boleh
ada tetapi kita harus tetap di dalam Dia. Memang kadang-kadang ada banyak
gesekan dalam hidup kita, pada saat kita mengiring Tuhan bahkan dalam pelayanan
ada hal yang membuat kita putus asa, tetapi justru dalam keadaan seperti itulah
kita dituntut untuk tetap di dalam Dia.
Ada
beberapa hal yang harus kita lakukan agar
kehidupan
kita tetap di dalam Tuhan:
I.
BERAKAR DI DALAM
TUHAN (ay. 7a)
Hal pertama yang harus kita lakukan agar
supaya kita tetap hidup si dalam Tuhan yaitu berakar di dalam Tuhan. Kekuatan
sebuah pohon tidak ditentukan dari pokoknya atau daunnya yang lebat, tetapi
dari akarnya. Fungsi akar pada sebuah pohon yaitu mencari makanan dan juga
sebagai “PENCENGKRAM” agar pohon itu tetap berdiri kokoh walaupun ada tiupan
angin menghantamnya.
Kita juga sebagai orang percaya dituntut
untuk berakar di dalam Tuhan supaya ketika angin pencobaan atau badai kehidupan
menghantam, kita bisa tetap tegar dan kokoh dalam iman, untuk itu kita harus
berakar. Pertanyaannya, kita berakar di dalam apa? Tentunya kita berakar dalam
pembacaan Firman Allah, berdoa bahkan dalam pujian dan penyembahan.
Jika akar kita kuat di dalam Tuhan, maka
masalah apapun yang menimpa kita, kita tidak akan goyah. Orang yang berakar
adalah orang yang kuat, seseorang yang mudah digoyahkan oleh angin pergumulan
maka pastilah akarnya telah rapuh. Mari kita koreksi kehidupan kita apakah akar
kita sudah mulai rapuh atau mungkin sudah rapuh. Jika memang terjadi maka
kembalilah bersekutu dengan Tuhan agar supaya kita makin berakar di dalam Dia
dan kita tetap di dalam Dia.
II.
BERTUMBUH (ay. 7b)
Ciri kedua dari umat Alklah yang tetap
di dalam Tuhan adalah bertumbuh. Prinsip bertumbuh terkihat jelas dari kata
kerja di bangun dan bertambah teguh dalam ayat 7b. Tumbuhan bisa saja berakar
tetapi belum tentu tumbuh, kita juga demikian bila kita sudah berakar tetapi
tidak bertumbuh pasti ada yang salah.
Yang dimaksud pertumbuhan di sini bukan
pertumbuhan secara fisik karena pertumbuhan fisik kita cenderung mulus, tetapi
pertumbuhan rohani. Mengapa kita tidak bertumbuh? Karena kita tidak mau berubah
dari kebiasaan buruk yang ada dalam kehidupan kita, hal itulah yang menghambat
pertumbuhan rohani kita.
Seringkali kita meminta Tuhan mengubah
dunia, bangsa, kota atau keluarga kita tetapi kita tidak meminta agar Tuhan
mengubah hidup kita terlebih dahulu, sebelum dia mengubah kota, bangsa atau
keluarga kita. tidak jarang kita melihat ada orang yang usianya sudah tua
secara fisik dia bertumbuh, tetapi secara rohani masih kekanak-kanakan, orang
seperti itu sangat musah digoyahkan oleh masalah hidup. Tuhan mau kita menjadin
pribadi yang bertumbuh di dalam Dia, agar kita hidup tetap di dalam Dia.
III.
MENGUCAP SYUKUR
(ay. 7c)
Tahukah kita apa hal yang mudah
dilakukan tetapi sering diabaikan? Jawabannya adalah mengucap syukur.
SOSOK MANUSIA BARU
Kol. 3:12-17
Pendahuluan:
·
Sosok
pribadi ideal (macam-macam).
·
Sosok
pribadi ideal menurut Alkitab sebagai sosok manusia baru.
Sosok diri orang Jawa yang baik
Bagaimana
seharusnya kelakuan orang Kristen:
I.
Kelakuan hidup
dikuasai dengan kasih (ay. 12-14)
·
Tingkah
laku ditambah dengan motivasi yang dasarnya kasih
Ciri-cirinya:
Belas kasihan : Ikut penderitaan orang lain
Kemurahan : Rela membagi sesuatu
kerendahan hati : Andalkan kuasa Allah untuk
kelemahannya, tidak andalkan diri sendiri atau sadar ada kelemahan.
kelemahlembutan : Mau terima teguran
kesabaran : Tidak cepat menilai, berkata-kata
Contoh: Yesus (Mat.
14:14)
bahas kasih dalam 1 Kor. 13
bukan kasih eros (lihat obyek)
II.
Hati dikuasai
damai sejahtera Kristus (ay. 15).
·
Damai
sejahtera Kristus “memerintah.”
Eksposisi kata “Memerintah”
·
Ini
tujuan panggilan kita, sehingga kalau kita tertuduh, itu perbuatan si Iblis.
Ini berhubungan dengan masalah pengampunan.
·
Ini
memampukan kita untuk bersyukur
·
Damai
sejahtera adalah kondisi ketenangan dan sukacita abadi yang tidak dipengaruhi
keadaan sekeliling (kerajaan Allah di hati kita, Rm. 14:17).
III.
Kata-katanya
didominasi oleh sabda Kristus (ay. 16).
·
Berdiam,
menetap
·
Sehingga
dapat mengajar dan menegur
Yak. 3, dosa karena perkataan
Ilustrasi: Pendeta yang
difitnah
Ay.
17 merupakan kesimpulan
Dasar
semua adalah untuk Kristus sehingga kita tak pernah kecewa lakukan semua.
RUMAH TANGGA YANG BERKENAN DI MATA
TUHAN
Keluarga Kristen yang Kokoh
Kol. 3:18-21
Pendahuluan:
·
Keluarga
adalah lembaga terkecil yang ada dalam masyarakat. Pernikahan adalah hubungan
yang paling erat dan paling suci yang ada di dunia ini.
·
Alkitab
menyatakan bahwa keluarga adalah lembaga yang dibentuk dan direkomendasikan
oleh Allah, keluarga pertama dibentuk antara Adam dan Hawa di taman Eden.
Mula-mula Tuhanlah yang meletakan dasar-dasar bagi kehidupan dalam keluarga dan
sampai sekarang dasar itu belum berubah.
·
Tuhanlah
yang merencanakan perkawinan. Perkawinan dimaksudkan untuk menjadi kehidupan
yang gembira, bahagia dan indah.
·
Hubungan
kedewasaan dengan keluarga yang kokoh.
·
Tuhan
dalam Firman-Nya sangat interest dengan keluarga.
Kej. 1-2 :
Keluarga dibentuk
Kej. 12 :
Pilihan-Nya pertama pada suatu keluarga
Nasihat-nasihat bagi keluarga ada dalam
sepanjang Alkitab (dari PL sampai PB)
·
Buku-buku
tentang keluarga banyak sekali
Bagaimana
rahasia mempunyai keluarga atau pernikahan yang ideal:
I.
MENGHORMATI
WEWENANG DALAM KELUARGA
|
Anak-anak,
patuh terhadap kedua orang tuanya
|
|
Istri
penolong bagi suami (Kej. 2:18); wewenang kedua atas anak-anak
|
|
Suami,
‘kepala’ istri, wewenang utama atas anak-anak
|
|
Kristus,
‘kepala’ suami; Tuhan keluarga
|
Wewenang
atau hierarki dalam keluarga ditetapkan oleh Allah sendiri, c. f Ef. 5:23
menuliskan “Suami adalah kepala istri
sama dengan Kristus adalah kepala jemaat.”
Ilustrasi: Gambar puzzle
Penerapan: Ambil peran masing-masing
dengan benar
II.
MENYADARI
TANGGUNG-JAWAB DALAM KELUARGA
Tanggung-jawab
suami (ay. 19)
·
Kasihilah
istrimu (agapate) yaitu kasih agape,
kasih yang sempurna. Kasih bukan karena melihat obyek, tetapi kasih yang sudah
menjadi hakekat seseorang.
·
Ada
4 macam jenis kasih: Agape, Philea, Storge, dan Eros.
·
Kala
yang dipakai kini aktif imperatif
Hendaklah engkau terus mengasihi
Mengasihi adalah sikap yang tidak kasar
terhadap istri, hormat (1 Ptr. 3:7), melindungi, berkurban (c. f Yoh. 15:13).
·
Dalam
Efesus digambarkan seperti Kristus mengasihi jemaat
Jika suami tidak mengasihi istri,
anak-anak tidak menghormati ibunya.
Contoh: Kalau saya bukan orang Kristen, saya
sudah bunuh istri saya. Ya... kalau orang Kristen berarti apa! Ya, saya tidak
bunuh, tapi saya pukul sampai setengah mati.
Tanggung-jawab
istri (ay. 18)
·
Tunduklah
pada suami (hupotassesthe)
·
Di
bawah wewenang, patuh, takluk, menerima perintah dari, mengambil tempat rendah
BIS :
Taatlah kepada suamimu, sebab begitulah
seharusnya kelakuanmu sebagai orang Kristen.
FAYH :
Hendaklah saudara menaklukkan diri kepada
suami masing-masing, karena itulah yang telah direncanakan Allah.
·
Tuhan
merencanakan supaya istri tunduk, karena wanita itu perlu perlindungan, rawan
terhadap kejahatan.
Survey lembaga misi di San Francisco
tahun 1998. Francisco adalah kota dengan persenan orang homo dan lesbi terbesar
di dunia. Survey membuktikan bahwa lebih dari 99% kaum homo dan lesbian lahir
di tengah keluarga yang istrinya dominan.
Tunduk
itu sikap hati, bukan hal yang dikondisikan atau dipaksakan.
Contoh: Suami bisa
sakit hati kalau istri mengatakan “kamu pria yang tidak berguna”
Banyak suami tidak mengasihi, kasus
kekerasan dalam RT
Tanggung-jawab orang-tua (ay. 21)
·
(erethiksete) artinya jangan menyakiti
hati, teks asli “stop”
FAYH : Para bapa, jangan menegor anak-anak saudara terlampau keras,
sehingga mereka menjadi tawar hati dan patah semangat.
Orang tua mendisiplin terlalu keras,
reaksi anak hancur hati
Mendisiplin dengan kemarahan, memendam
benih kekecewaan dan kepahitan
Selalu memuji anak lain, merasa tertolak
dan menjadi rendah diri
·
Walaupun
dalam praktek banyak ayah melempar tanggung-jawab ke ibu.
Ilustrasi: Siapa yang
baca cerita Alkitab kepada anak?
Siapa yang menjadi guru untuk anak?
Tanggung-jawab
anak (ay. 20)
·
(upakouete) artinya patuh menurut,
tunduk, menerima, mematuhi perintah.
FAYH: Anak-anak hendaklah kalian selalu patuh
kepada orang-tuamu, karena hal itu menyukakan hati Tuhan.
Catatan: Lakukan semua
dengan persepsi kasih terhadap Kristus, Kol. 3:23.
PEKERJAAN YANG MEMBANGUN NETWORK
Kol. 4:10-14
Pendahuluan:
·
Tidak
ada satu pekerjaan Tuhan yang dapat berhasil, kalau tidak dimulai dengan
kerjasama atau keterlibatan. Contoh: Bangunan, usaha dan lain-lain dapat maju
karena dimulai dengan kerjasama.
·
Pekerja
yang membangun jaringan (network) mempercepat, mempermudah supaya pekerjaan
dapat terselesaikan.
·
Pelayan
Tuhan bukan “one man show at single fighter,” tetapi harus membangun jaringan,
itu artinya butuh orang lain.
·
Tuhan
Yesus ketika memulai pelayanan di muka bumi memilih para murid dan menetapkan
mereka dalam pelayanan. Paulus ketika mulai pelayanan dia pun membangun network
(jaringan atau kerjasama), dia melakukan pelayan dengan di bantu oleh gembala
pembantu. Ini menandakan Paulus membangun jaringan kerjasama dalam pelayanan.
Bagaimana
ciri pekerja yang membangun network (jaringan):
I.
MAMPU BEKERJA
SAMA (ay. 10)
·
Dapat
bekerjasama dengan rekan-rekan lain.
·
Dengan
sukarela atau secara sukarela mengambil bagian, tinggal bersama atau melayani
bersama.
Aristarkhus
teman sepenjara
·
Kerjasama
sangat penting dalam membangun jaringan
·
Juga
Markus kemenakan Barnabas dan dari Yesus yang dinamai Yustus.
Penerapan:
Seseorang yang tidak dapat bekerjasama,
maka pelayanan akan mandek, tidak berjalan dengan baik. Pelayanan tidak
berkembang, tidak pernah maju.
II.
MEMBERIKAN
KEKUATAN (DORONGAN) MOTIVASI (ay. 11)
·
Mereka
itu telah menjadi penghibur bagiku (Aristarkhus dan kawan-kawan).
·
Banyak
hal yang sering kita temukan dalam membangun pelayanan (Network)
Meninggalkan kita
Mengahncurkan kita
Memusuhi kita
Melemahkan kita
Membuat kehancuran dan lain-lain
·
Paulus
dalam pelayanan pun memerlukan hal-hal itu.
Penerapan:
Mari
menghargai, mari berikan penghiburan, beri semangat dan kekuatan.
III.
MEMBERIKAN
KEPEDULIAN (ay. 12-13)
·
Epafras
memberikan contoh kepedulian, ia merupakan hamba kasih.
·
Epafras
bertanggung-jawab, ia berdoa bagi orang (jemaat Kolose)
Isi doa:
Supaya berdiri tegak
Supaya menjadi orang yang dewasa
Supaya hidup dalam iman
Buktinya (ay. 13), ia sangat bersusah
payah untuk kamu.
·
Ia
punya hasrat bagi pertumbuhan rohani jemaat yang dia layani.
Penerapan:
Saling
mengasihi, bangun keakraban antara satu dengan yang lain.
HAMBA ALLAH YANG BERKENAN
(EPAFRAS)
Kol. 4:12-13
Pendahuluan:
·
Epafras adalah hamba Allah yang
luar biasa, mengapa? Karena Paulus Rasul besar yang merekomendasikan pribadi
Epafras. Epafras titip salam kepada jemaat Kolose lewat Paulus, dia juga
gembala jemaat di Kolose.
·
Paulus menggambarkan Epafras
sebagai:
Seorang dari
antaramu, Epafras adalah gembala mereka.
Hamba Yesus
Kristus, ia seorang Doulos, seorang yang dengan sukarela menjadi hamba kasih
kepada Kristus.
Hamba yang
bertanggung-jawab.
Hamba yang
punya keprihatinan.
·
Latar belakang:
Kolose
adaah sebuah kota Frigia di daerah lemba sungai Lycus, di bagian timur sebuah
provinsi Romawi. Secara tidak langsung jemaat ini didirikan oleh Paulus dengan
perantaraan rekan-rekan sekerjanya. Sebenarnya Epafraslah yang mendirikan jemaat
di Kolose, dan Epafraslah yang menjadi pembantu Paulus untuk mendirikan jemaat
di Kolose.
Epafras
memberitahukan keadaan jemaat Kolose dengan segala tantangn yang ada ketika
Epafras bersama-sama Paulus di Roma dan Paulus menulis surat kepada jemaat di
Kolose.
Bagaimana menjadi hamba yang
berkenan?
I.
HAMBA
YANG PEDULI TERHADAP KEADAAN UMAT (JEMAAT)
ay. 12
·
Yang selalu bergumul dalam doanya
untuk kamu, tidak pernah tidak (terhadap jemaat yang digambarkannya),
kepedulian Epafras terlihat bagaimana kepeduliaannya, mengapa? Karena jemaat
ini diserang ajaran gnostik yang sesat.
·
Banyak orang yang tidak mau
peduli yang penting sudah cukup, kalau bergumul dalam doa itu berarti tidak ada
yang terlewatkan. Supaya kamu berdiri teguh, bekerja serius atau kuat di dalam
doa.
·
Epafras melakukan dengan
ketaatan:
Melakukan
sesuatu kita semua bisa atau dapat, tetapi melakukan dengan ketaatan itu sulit.
Apa isi doa
atau materi doa Epafras: supaya kamu dapat teguh berdiri sempurna dan lengkap,
dalam semua kemauan Allah.
Apa yang kita
mau belum tentu itu yang Tuhan mau, itulah sebabnya Epafras berdoa supaya kita
melakukan apa yang Tuhan mau.
·
Dilakukan dengan ketekunan dan
terus-menerus:
Epafras
sebagai gembala bertanggung-jawab sehingga jemaat tetap kuat menghadapi ajaran-ajaran
sesat, dia melakukannya dalam doa dan pengajaran.
Tujuan ajaran
Gnostik:
Mengurangi
ajaran Kekeristenan ke dalam satu filsafat yang dapatv berharmonis dengan
ajaran penyembaha berhala.
Ajaran mereka
mengajarkan Allah dengan tidak langsung menciptakan dunia jahat dari materi.
Mereka
mengajar bahwa Kristus tidak memiliki tubuh yang sesungguhnya, mereka
berpendapat Tuhan Yesus adalah hantu.
Ciri khas
orang Gnostikisme:
Sifat bertapa
Taat pada tata
cara keagamaan
Bersifat
mistik (kebatinan), contohnya: Orang Jawa.
Kol. 2:8 (ada
guru-guru palsu), itulah sebabnya Paulus bergumul untuk membuktikan salahnya
ajaran sesat yang membahayakan dan merusak, Paulus menulis surat ini supaya
orang-orang atau jemaat Kolose semakin kuat dalam iman untuk menghadapi ajaran
sesat.
II.
HAMBA
YANG MEMBERIKAN PENGARUH YANG BAIK (ay. 12)
·
Pengaruh yang baik itu penting
dan perlu, banyak orang memberikan pengaruh yang tidak baik sehingga kita
kehilangan figur yang tidak baik. Rumah tangga hancur karena sudah tidak ada
figur yang baik (peringatan Kol. 3:18-23).
·
Peringatan Paulus dalam Rm.
3:5-10, ayat 12 pasal 3 itulah pengaruh yang baik, apa yang ditulis oleh Paulus
dalam suratnya, itu juga yang diajarkan Epafras dalam mengembangkan jemaat
Kolose.
Baca: Kol.
2:5, bukti pengaruh Epafras kepada jemaat yang digembalakannya, Epafras
mempunyai hasrat bagi pertumbuhan rohani jemaatnya.
III.
HAMBA
YANG SETIA DALAM MEMBERITAKAN INJIL (1:5-7)
·
Epafras sebagsi pembantu Paulus
telah mendirikan jemaat di Kolose dan dia menjadi gembala, apa yang dilakukan
Epafras:
Dia
memberitakan firman kebenaran (1:5)
Orang Kolose
menerima (percaya) Injil (1:6b)
Injil
mulai menghasilkan buah dalam jemaat di Kolose (1:4, 6)
Komentar
Posting Komentar